Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Departemen Agama (Depag) Nasaruddin Umar di Jakarta, Jumat, menyatakan pemerintah Indonesia sedang menjalani langkah-langkah darurat untuk mengatasi kelaparan yang dialami para jemaah haji Indonesia di Arafah, menyusul keterlambatan pengiriman makanan oleh perusahaan katering. "Kami sedang melakukan langkah-langkah darurat dan pagi tadi Menteri Agama sudah terbang ke Tanah Suci untuk memantau langsung di lapangan," katanya saat dihubungi ANTARA. Menurut Nassaruddin, pihaknya telah mengerahkan seluruh kekuatan cadangan di Tanah Suci untuk mendistribusikan makanan seperti mie instan dan roti untuk jemaah haji Indonesia yang berada di Maktab 43 tempat peristiwa itu terjadi. Sebanyak 3.000 orang calon haji Indonesia yang berada di Maktab 43 terancam kelaparan sejak tiba di Arafah karena jatah makanan dari perusahaan katering belum dikirim sejak Kamis (28/12). Nasaruddin mengatakan, pemerintah telah melakukan prosedur dengan benar tetapi pihak katering yang ditunjuk pemerintah Saudi Arabia justru terlambat mengirimkan makanan. "Tetapi walau bagaimana pun, hal itu merupakan tanggung jawab pemerintah," katanya. Menurut dia, pihaknya masih terus memantau kondisi terakhir di Maktab 43. "Ada kebaikan dan pertolongan dari saudara-saudara kita yang berasal dari Malaysia dan negara Asia Tenggara lainnya," katanya. Jamaah haji dari negara tetangga banyak membantu jamaah haji Indonesia dengan membagikan makanan yang diprioritaskan pada jamaah yang berusia lanjut dan sakit. "Masih ada kecerdasan bersama dan persaudaraan antarjamaah," katanya. Nasaruddin mengatakan, peristiwa itu tidak akan dibiarkan berlarut-larut oleh pemerintah karena itu pemerintah akan sesegera mungkin melakukan langkah-langkah darurat untuk mengatasi permasalahan itu. "Kami mohon doa kepada umat Islam di seluruh Indonesia," katanya. Nasaruddin meminta kepada semua pihak untuk tetap bijak dalam menyikapi masalah tersebut dan berpikir positif bahwa semua yang terjadi dalam segala kondisi termasuk haji akbar pastilah ada hikmahnya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006