Banda Aceh (ANTARA News) - Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias telah membelanjakan dana Rp5,57 triliun (53 persen) dari total anggaran sebesar Rp10,5 triliun pada 2006. BRR Aceh-Nias juga diizinkan Depkeu membuat rekening "trust fund" menampung Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2006 untuk membiayai multikontrak tahunan. Dana yang dimasukkan dalam rekening "trust fund" itu senilai Rp2,23 triliun, kata juru bicara BRR Aceh-Nias, Mirza Keumala di Banda Aceh, Sabtu. "Dana dari DIPA itu untuk membiayai kontrak, terutama yang terkait dengan pertanahan, infrastruktur dan perumahan," tambahnya. Dengan jumlah dana yang dimasukkan dalam rekening "trust fund" itu maka total dana yang terserap adalah sebesar Rp7,8 triliun atau setara 74 persen dari pagu anggaran BRR. "Angka itu masih mungkin bertambah karena penyelesaian perhitungan masih berlangsung di KPPN," tambahnya. Mirza menjelaskan, realisasi belanja sepanjang 2006 itu adalah pencapaian maksimal yang dilakukan BRR, mengingat masih ada sejumlah tantangan yang menjadi kendala di lapangan. Tantangan tersebut di antaranya pada proses pembebasan tanah dan masalah kepemilikannya, kesulitan sumber material bangunan, identifikasi kualitas kontraktor dan koordinasi diantara pelaku rekonstruksi, katanya. "Tantangan utama untuk rekonstruksi perumahan yaitu permasalahan kepemilikan dan pembebasan tanah," kata dia. Dia menyatakan, BRR berterima kasih kepada Depkeu yang telah mengeluarkan izin prinsip bernomor S-9255/PB/2006, tertanggal 22 Desember 2006 untuk membuka rekening "trust fund" BRR NAD Nias. "Pembukaan rekening itu akan sangat membantu BRR dalam menjaga keberlangsungan sejumlah proyek untuk diselesaikan di awal tahun 2007," kata Mirza. Ditambahkannya, sekitar 57.000 unit rumah permanen telah selesai dibangun pada 2006 dan sebanyak 22.000 unit rumah dijadwalkan selesai pada Maret 2007. Kemajuan lainnya yang dicapai rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh-Nias itu mencakup pembangunan hampir 750 sekolah, lebih dari 300 fasilitas kesehatan dan 1.200 kilometer jalan di Aceh dan 300 kilometer di Nias. Bahkan seluruh pelabuhan dan bandara yang hancur dapat beroperasi kembali, akhir 2006. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006