Surabaya (ANTARA News) - Wajah Jasmin (41), asal Ungaran Semarang tampak kusut dan sedih, setelah terapung-apung di atas sekoci selama dua hari di perairan Mandalika --perairan Tuban--, Jawa Timur. Ia beberapa kali hanya bisa menerawang mengingat kejadian tenggelamnya KM Senopati Nusantara yang begitu cepat hingga terpisah dengan anaknya, Anita Purwanti, yang belum ditemukan. "Saat kapal oleng dihantam ombak setinggi enam meter, anak saya langsung lepas dari genggaman tangan," kata Jasmin saat ditemui di RS Pelabuhan (PHC) Surabaya, Minggu malam. Dijelaskan, setelah kapal oleng sejumlah penumpang langsung panik karena kapal sudah mulai tenggelam dengan mengambil sejumlah pelampung dan ada yang melompat ke laut. "Suasana di dalam kapal gaduh banyak anak-anak dan orangtua pasrah ketika kapal sudah mulai tenggelam," kata Jasmin. Jasmin langsung masuk kedalam sekoci yang telah diturunkan ke laut untuk menyelamatkan diri bersama dengan penumpang lainnya. "Saya tidak tahu nasib anak saya hingga kini," tambah Jasmin dengan wajah sangat muram. Setengah Bugil Lain lagi dengan Yanti (28), penumpang KMP Senopati Nusantara yang juga selamat. Ia mengaku tak pernah selama hidup membayangkan akan mengalami peristiwa tragis itu. Yanti yang berasal dari Poncoharjo Grobogan Jawa Tengah ini mengaku sedih, karena teringat dengan anak-anak dan orangtua saat berada di kapal yang terlihat panik dan tidak bisa berbuat banyak. "Banyak orangtua yang pasrah ketika kapal mulai tenggelam karena tidak bisa meloncat ke dalam sekoci," katanya. Yanti mengaku dengan sekuat tenaga meraih sekoci ketika kapal mulai oleng karena dihantam ombak setinggi enam meter di perairan Mandalika. "Saya naik sekoci bersama lima orang saat itu hujan deras dan sekoci penuh dengan air," katanya. Ia mengaku saat naik sekoci langsung melepas celana jeans dan membuang meski didalam sakunya ada sejumlah barang berharga berupa HP dan dompet berisi sejumlah uang. "Saya hanya memakai pakaian dalam. Karena kalau tidak lepas celana jeans, maka saya tidak bisa naik ke sekoci, sebab terlalu berat," katanya menegaskan. Setelah bisa naik sekoci, selama dua hari Yanti terapung-apung di laut dan hanya bisa minum air hujan maupun sisa air mineral. "Kami hanya pasrah saja, apakah bisa selamat atau tidak," katanya. Pasalnya, ketika ada kapal lewat banyak yang tidak tahu padahal beberapa kali membunyikan peluit yang dibawanya dari sekoci. "Lampu baterei saya juga mati karena terkena air, kalau bisa dipakai pasti kapal tersebut akan menolong kami," kata Yanti. Beruntung saja ada kapal berbendera Vietnam yang datang kemudian menolong lima orang yang dengan menggunakan sekoci di tengah laut. "Alhamdulillah saya masih diberi umur panjang," tambahnya. KMP Senopati Nusantara mengalami musibah tenggelam, Jumat (29/12) di Perairan Masalembo dengan membawa penumpang 569 orang. Kapal milik PT Prima Vista ini berangkat dari Teluk Kumai Kalimantan Tengah menuju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006