Denpasar (ANTARA) - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang langsung ke Bali semakin meningkat pasca-ledakan bom Kuta dan Jimbaran Oktober 2005, dengan jumlah mendekati angka 1,3 juta orang pada akhir 2006. Kedatangan pelancong luar negeri itu memang belum menggembirakan sebagaimana diharapkan para komponen pariwisata Bali, kata Kordinator Badan Pariwisata Bali (Bali Tourism Board-BTB), Bagus Sudibya, di Denpasar Senin. Dikatakannya program utama kepariwisataan Bali pada 2007 adalah mengembalikan citra pulau ini sebagai daerah pariwisata yang aman, nyaman dan layak untuk menjadi salah satu lokasi wisata menarik di dunia. "Untuk mengembalikan citra Bali di mata internasional tidak segampang membalikkan telapak tangan, namun perlu usaha keras semua pihak, baik bidang keamanan, komponen pariwisata dan masyarakat," katanya bersemangat. Dana promosi sektor pariwisata yang tersedia diakuinya kurang memadai jika dibandingkan negara tetangga, namun dengan pendanaan yang terbatas perlu ada kordinasi supaya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Tim Promosi kepariwisataan mendatangi negara-negara potensial melakaukan perjalanan wisata ke Bali untuk memberikan penjelasan dan langkah-langkah yang dilakukan agara turis yang berlibur merasa aman dan nyaman di Bali. Di samping itu, diundang pula para pengusaha biro perjalanan wisata dari negara potensial dan sejumlah jurnalis mancanegara untuk berkunjung ke Bali dengan harapan bisa menulis di medianya tentang pariwisata Bali apa adanya. Dengan cara itu, diharapkan wisatawan semakin banyak berlibur ke Pulau Dewata, di samping Bali berupaya bisa mendatangkan wisatawan asal India dan China dalam jumlah besar di masa-masa mendatang mengingat penerbangan semakin lancar. Kedua negara, menurut Sudibya, memiliki jumlah penduduk yang besar sekali, yakni India satu miliar dan sedangkan China 1,3 miliar, dan 20 persennya berasal dari kelas menengah ke atas. Masyarakat berpenghasilan menengah ke atas dari kedua negara melakukan perjalanan wisata ke mancanegara, hanya beberapa persen saja datang ke Bali, namun masih banyak kendala dihadapi, katanya. (*)

Pewarta: rusla
COPYRIGHT © ANTARA 2007