Jakarta (ANTARA News) - Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Depkes melaporkan saat ini tim kesehatan yang diterjunkan membantu evakuasi korban tenggelamnya Kapal Motor Senopati Nusantara, di sekitar perairan Pulau Mandalika, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, terus disiagakan guna membantu korban yang sampai kini belum ditemukan. Kepala PPK Depkes, dr Rustam S Pakaya, dalam keterangannya kepada ANTARA di Jakarta, Senin, mengemukakan dari data korban yang dihimpun pihaknya, untuk Posko Rembang, korban meninggal dua orang dan hidup 57 orang, termasuk 15 korban yang masih dirawat inap di rumah sakit (RS) Rembang. "Timkes masih terus 'stand by', termasuk membawa 125 kantong mayat," katanya. Sedangkan untuk Posko di Tuban, Jawa Timur, korban yang meninggal belum ada, dan hidup 130 orang, termasuk 12 orang yang masih dirawat inap, dan timkes telah membawa 200 kantong mayat. "Total korban yang sudah ditolong 187 orang, dan hampir 400 korban yang masih belum ditemukan. Secara umum, masalah kesehatan tidak ditemui kendala berarti," katanya. Ia menambahkan pada hari Senin ini, pihaknya juga mengirimkan lagi masing-masing 200 kantong mayat melalui PPK Regional Semarang dan Surabaya. KM Senopati Nusantara yang dinahkodai Wiratno bertolak dari Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, pada Jumat (29/12) malam. Dan setelah berlabuh selama 30 jam, kapal milik PT Prima Vista itu lego jangkar sekitar 24 mil utara Pulau Mandalika-Semarang. Setengah jam setelah lego jangkar, kapal motor jenis "Roro" itu tenggelam. Dalam pelayaran, KM Senopati diperkirakan membawa 545 penumpang dan 27 orang Anak Buah Kapal (ABK). Selain itu, kapal juga memuat tujuh truk besar, empat truk kecil, tiga mobil kecil dan satu unit tronton. Baik Departemen Perhubungan dan KNKT menyimpulkan penyebab utama tenggelamnya KM Senopati Nusantara karena cuaca buruk disertai tinggi gelombang yang mencapai empat hingga lima meter. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007