Jakarta (ANTARA News) - Direktur Lembaga Konsumen Muslim Indonesia (LKMI), Al Bukhari A Wahid, menilai persoalan kelaparan jemaah haji di Arafah merupakan puncak dari gunung es masalah penyelenggaraan haji di tanah air. Bukhari di Jakarta, Rabu, menilai masih banyak persoalan lain yang tidak sempat terpublikasikan oleh media nasional, apakah karena memang ada upaya sistematis yang dilakukan Departemen Agama untuk meredam informasi negatif rentang penyelenggaraan haji. "Atau memang akses informasi media nasional sangat terbatas tentang penyelenggaraan haji ini," katanya. Ia juga mengatakan menyangkut haji, ada persoalan lain yang tidak lebih ringan dari persoalan Arafah, yaitu menyangkut akomodasi jamaah haji di Mekkah. Berdasarkan informasi dari sumber internal Konsulat Haji di Jeddah, terdapat banyak gedung yang diisi lebih dari kapasitas yang diizinkan oleh pemerintah Arab Saudi. Biaya pemondokkan untuk jemaah di Mekkah, kata dia, sebenarnya telah dinaikkan dari 1.500 Real menjadi 2 ribu real, namun sebaliknya yang terjadi adalah banyak gedung dengan kapasitas 300 orang diisi dengan 500 orang. "Hingga sebagian jamaah harus tinggal di lantai 'mezanin' yang diubah menjadi kamar," ujarnya. LKMI sejak Ramadhan lalu telah memperingatkan Menteri Agama dan Dirjen Haji akan munculnya masalah dalam penyelenggaraan haji, namun upaya itu tidak ditanggapi secara dingin yang justru sebaliknya ditanggapi negatif sehingga terjadilah peristiwa di Arafah itu. "Oleh karena itu, LKMI prihatin yang sangat mendalam kepada seluruh jemaah haji Indonesia berserta keluarga atas malapetaka yang telah terjadi tersebut," katanya. Sebelumnya dilaporkan, Lembaga Konsumen Muslim Indonesia (LKMI) akan melayangkan gugatan 'class action' kepada pemerintah terkait dengan kasus kelaparan yang sempat menimpa 189 ribu jemaah haji Indonesia di Arafah dan Mina, Arab Saudi. "Soalnya pemerintah sudah membuat jemaah haji Indonesia tidak sempurna dalam menjalankan ibadahnya itu, hingga kami melalui kantor pengacara Eggi Sudjana akan melayangkan gugatan 'class action'` kepada pemerintah," kata Direktur LKMI, Al Bukhari A Wahid, di Jakarta, Selasa (2/1). Menurut Bukhari, jemaah haji Indonesia itu lebih dari satu hari satu malam, mengalami kelaparan padahal mereka harus mengikuti kegiatan wukuf, puncak dari ibadah haji, yang memerlukan ketenangan dalam berdoa dan berdzikir. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007