Jakarta (ANTARA News) - Jakarta Fair Kemayoran (JFK) sebagai pameran multi produk terbesar di Indonesia, berperan menggerakkan perekonomian di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berdampak pada industri ritel.

JFK 2015 membawa harapan baru dalam membangkitkan kembali gairah industri ritel. Pasalnya, pameran yang ada sudah sejak lama ini, setiap tahun telah membuktikan perannya dengan catatan nilai transaksi yang cukup fantastis.

Pada perhelatan tahun lalu, nilai transaksinya tercatat hampir mencapai Rp5 triliun. Sedangkan tahun ini dengan masa pameran lebih yang lebih lama yakni 38 hari, penyelenggaran menargetkan nilai transaksi Rp5 triliun.

Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, dengan total nilai transaksi begitu besar, JFK tentu sangat berpengaruh dan memulihkan kinerja para pelaku industri ritel. Terlebih setelah didera perlambatan pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 4,71 persen di kuarta pertama tahun ini.

"Pastinya mereka (pelaku industri ritel) akan ada peningkatan omzet. Karena Jakarta Fair Kemayoran itu pameran multi produk dan gaungnya cukup besar," kata Enny dalam rilis pers Media Center JFK yang diterima Antara News di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, JFK juga bisa menjadi wadah untuk menjual hasil produksi yang tersisa dalam beberapa bulan ke belakang. Tentunya juga dengan menggunakan metode promo-promo yang menarik.

Dengan kembali tumbuhnya industri ritel, JFK juga dinilai mampu menyumbang pergerakan perekonomian khususnya untuk DKI Jakarta. "Pasti Jakarta Fair ini ada pengaruhnya untuk perkembangan ekonomi. Tidak mungkin kalau tidak," pungkasnya.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2015