Pekanbaru (ANTARA News) - Wahana lingkungan hidup (Walhi) Riau mengungkapkan musibah banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu, Riau telah mengakibatkan 12.000 ha lahan pertanian rusak. "Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Riau telah mengakibatkan hilangnya potensi peluang ekonomi sehingga merugikan masyarakat setempat," kata Direktur eksekutif daerah Walhi Riau, Johny Setiawan Mundung, di Pekanbaru, Rabu. Menurut data yang dihimpun dari Walhi Riau mengenai kerugian akibat banjir sejak 19 hingga 23 Desember 2006 di Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu tercatat 12.000 ha lahan pertanian rusak dan 1,9 juta bibit tanaman rusak. Selain itu, 59 unit kolam dan 82 unit keramba rusak dilanda banjir. Banjir juga mengakibatkan 4.469 ekor ayam, 32 ekor kambing, 47 ekor sapi mati. Menurut Johny, banjir yang melanda Riau di hampir setiap tahunnya telah mengakibatkan investasi daerah di Riau menjadi sia-sia karena tidak efektif dalam mencegah banjir. Banjir juga memaksa pemerintah untuk mengalokasikan dana dari APBN maupun APBD untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak serta mempersiapkan fasilitas pertolongan bagi korban banjir. Ia juga mengatakan, untuk menanggulangi bencana banjir di Riau di kemudian harinya harus dilakukan moratorium izin baru bagi HPH, HTI, IPKH dan kaji ulang izin "existing". Selain itu moratorium izin baru bagi perkebunan skala besar dan munculkan koridor biologi kawasan hulu hilir dalam rencana tata ruang wilayah provinsi (RTRWP). "Selain itu perlu juga mengeluarkan kebijakan ambang batas toleransi daya dukung hutan daerah Riau," kata Johny.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007