Jakarta (ANTARA News) - Mantan dosen ITB Poltak Sitorus sedang mempersiapkan pencalonan dirinya untuk menjadi Bupati melalui parpol di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara.

"Sebagai seorang perantau harus bergerak cepat untuk menerapkan pengetahuan dan pengalaman saya demi membangun kampung halaman saya," ujar magister lulusan dari International Business dari California International University USA dalam keterangan pers di Jakarta Selasa.

Poltak mengatakan, dirinya tergugah dan mempercayai momentum Pilkada serentak bisa mengubah wajah Tobasa yang jauh tertinggal disegala bidang berbanding Kabupaten lain di Indonesia.

Mantan dosen Ilmu Matematika di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menyadari jika masyarakat di Kabupaten Tobasa perlu mendapatkan dukungan yang lebih riel dari pemerintah untuk sektor pembangunan infrastruktur.

"Dengan dibangunnya insfrastruktur yang memadai masyarakat Tobasa bisa bergerak dengan leluasa untuk mengelola alamnya yang terbilang sangat minus," katanya.

"Sudah saatnya putra-putri yang memiliki keterkaitan sejarah dan moral terhadap Tobasa yang sampai sekarang menjadi perantau dipenjuru Indonesia supaya bersedia turun gunung membangun kampung kita tercinta," ujarnya.

Dia menambahkan, dorongan keluarga besar kami menganjurkan agar saya mau berperan untuk membangun Tobasa. "Maka, saya datang untuk mengisi kerinduan itu," ujar pria beranak satu itu.

Poltak menjelaskan, saat ini banyak hal-hal yang minus di Tobasa. Namun, saya bersama-sama masyarakat, pemerintah Provinsi dan Pusat akan mencoba untuk mengelolanya.

Dia menegaskan, memang saat ini saya berdomisili di Bandung, Jawa Barat. Namun, saya akan pindah dari Bandung, jika saya terpilih menjadi Bupati Tobasa nantinya.

"Cita-cita saya hanya sepele. Jangan ada lagi masyarakat Tobasa yang harus pindah ke kota-kota besar di Indonesia hanya karena kondisi minus disana. Kalaupun kemudian masyarakat Tobasa bisa tersebar diseluruh Indonesia, harapan saya itu karena buah dari kemajuan dari Tobasa itu sendiri. Bukan karena kekurangan Tobasan," katanya.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015