Jakarta (ANTARA News) - Cabang olahraga boling berharap mendapatkan bapak angkat seperti cabang olahraga lain di Indonesia dengan harapan prestasi atlet yang ada saat ini bisa lebih bersaing di kancah internasional.

Sekjen Pengurus Besar Persatuan Bowling Indonesia (PB PBI) Aswin Limansantoso di Jakarta, Senin mengatakan, selama ini meski ada bantuan dari pemerintah namun belum bisa memenuhi kebutuhan bagi atlet.

"Lintasan harus sewa. Selama ini biaya sewa tidak masuk dalam anggaran pelatnas. Makanya kami harus keluarkan sendiri. Biasanya satu bulan mencapai Rp50 juta," katanya di sela evaluasi hasil SEA Games 2015 di Kantor KONI Pusat.

Menurut dia, peran bapak angkat memang sangat dibutuhkan. Apalagi dana yang digunakan untuk melakukan pembinaan cukup besar. Selain itu, pihaknya berharap bisa menyiapkan lintasan bowling yang akan digunakan untuk latihan.

Prestasi bowling di SEA Games 2015 terbilang kurang memuaskan karena tidak bisa memenuhi target satu emas, satu perak dan satu perunggu. Kontingen bowling yang dikirim hanya menghasilkan tiga medali perak dan dua perunggu.

"Kalau jumlah medali kita bisa memenuhi. Tapi kalau bicara target satu emas memang belum terpenuhi. Namun, secara poin sebenarnya tidak terlalu jauh dengan peraih emas," katanya menambahkan.

Aswin mengaku, persaingan cabang olahraga bowling memang cukup berat karena Indonesia harus berhadapan dengan juara dunia untuk putra yaitu Malaysia dan sektor putri yaitu Singapura. Hanya saja, atlet yang ada tetap mempunyai peluang untuk menyodok.

Sebut saja Ryan Lalisang. Atlet Indonesia ini jika nomor all event dihitung maka satu emas mampu diraih. Berdasarkan catatan yang ada, andalan Indonesia yang turun pada nomor single, double, trio hingga berlima itu mampu mengemas 5.110 poin, unggul 12 poin dari atlet tuan rumah Singapura.

"Padahal dalam ajang apapun nomor all event mesti mendapatkan medali. Tapi di Singapura lalu tidak ada. Tapi sudahlah. Kita harus lebih baik lagi untuk ke depannya," kata Aswin menegaskan.

Peran bapak angkat bagi cabang olahraga di Indonesia memang sangat dibutuhkan. Selama ini bapak angkat yang memberikan dukungan mayoritas dari BUMN seperti Telkom ke balap sepeda, PT KAI ke angkat besi serta Pertamina untuk cabang bulu tangkis.

Meski belum mendapatkan bapak angkat, kata Aswin, pembinaan atlet muda terus dilakukan. Apalagi Indonesia akan dihadapkan kedua SEA Games 2017 di Malaysia. Pihaknya akan terus memaksimalkan atlet yang ada.

Jika dibandingkan dengan dukungan dana di negara lain, Indonesia jauh tertinggal. Malaysia mendapatkan dukungan 6 juta ringgit per tahun. Sedangkan Singapura 2 juta dollar Singapura per tahun. 

Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2015