Yogyakarta (ANTARA News) - Sebagian besar calon penumpang pesawat terbang komersial di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beralih ke kereta api (KA), menyusul cuaca buruk yang melanda berbagai wilayah di tanah air. "Setiap musim hujan yang berdampak pada memburuknya cuaca, calon penumpang pesawat di daerah ini biasanya `lari` ke angkutan KA karena perjalanan darat dinilai lebih aman," kata Kepala Humas PT KA Daerah Operasi (Daops) VI Yogyakarta, Muchtadi kepada ANTARA News di Yogyakarta, Jumat. Ia mencontohkan, pemesan tiket KA kelas eksekutif Taksaka yang berangkat dari Yogyakarta pukul 20.00 WIB, masih relatif sedikit hingga siang hari, tetapi kemudian pada sore hari ketika cuaca kurang bersahabat, pemesan tiket melonjak bahkan langsung habis. Jadi, keadaan seperti itu bukan karena berita media massa secara besar-besaran tentang hilangnya pesawat Adam Air, tetapi lebih kepada situasi cuaca buruk saja. "Beralihnya penumpang dari pesawat ke KA tidak hanya terjadi saat ini saja, tetapi juga pada tahun-tahun lalu saat musim hujan tiba," katanya. Ini berarti kenaikan jumlah penumpang KA dalam beberapa hari terkahir tidak ada kaitannya dengan musibah jatuhnya Adam Air. Ditanya tarif tiket KA saat mebludaknya calon penumpang, Muchtadi mengatakan meskipun ada lonjakan jumlah penumpang, namun tarif tiket masih seperti hari biasa, belum ada penetapan kenaikan tarif terutama KA kelas eksekutif maupun bisnis. "Direksi PT KA masih menetapkan batas atas dan batas bawah untuk tarif tiket KA eksekutif, artinya pada saat situasi ramai digunakan tarif tiket maksimal, tetapi i pada saat sepi penumpang menggunakan ketentuan tarif tiket minimal," kata Muchtadi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007