Garut (ANTARA News) - Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman, mengakui teknologi roket di Indonesia, yang selama ini pengelolaannya dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), masih sangat tertinggal di banding negara lain. "Padahal teknologi roket memiliki peranan penting dalam dunia kedirgantaraan, selain untuk menunjang penelitian ilmiah di bidang iklim maupun cuaca serta sistem penginderaan jarak jauhnya yang bisa membantu operasional para nelayan," kata Kusmayanto Kadiman kepada ANTARA, Minggu. Ditemui usai mencanangkan pesantren digital di Pondok Pesantren (Pontren) Persis 99 Rancabango Garut, Menristek mengatakan untuk bisa mengejar ketertinggalan itu, sangat diperlukan dana yang cukup memadai serta peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Ia mengemukakan teknologi harus bisa memberikan jawaban kepada setiap kebutuhan manusia, meski teknologi itu sendiri bukan solusi dari semua permasalahan, antara lain dalam penentuan waktu shalat, awal Ramadhan serta Lebaran Idul Fitri. "Namun harus diakui faktor manusia yang menggunakan teknologi itu kerap berbeda pendapat, sehingga muncul penetapan waktu Lebaran Idul Fitri yang pun bisa berbeda," katanya. Ia mengingatkan dimensi teknologi bukan hanya menyangkut dunia angkasa luar, karena sejak dulu nenek moyang bangsa Indonesia juga sudah mengenal teknologi baik bidang maritim, irigasi dan pertanian. Saat ini, Indonesia mengembangkan program Indonesia Go Open Source (IGOS) yang menciptakan berbagai perangkat lunak yang bisa dimanfaatkan tanpa perlu membayar, sehingga bangsa Indonesia tidak selalu dituduh sebagai pembajak hasil karya orang lain. Pesantren Digital Persis 99 Rancabango yang ditinjau Menristek menampilkan Warnet yang dilengkapi tiga server dengan 17 terminal, sehingga bisa dimanfaatkan 700 santri setempat, termasuk 60 orang ustads Pontren tersebut. Pada kesempatan itu, selain menggelar dialog dengan para santri, Menristek juga melakukan penanaman enam jenis bibit unggul hasil riset serta meninjau pustaka serta sarana-prasarana pesantren. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007