Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi, melemah menjadi Rp9.035/9.039 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.005/9.013 dolar AS atau turun 26 poin. Pengamat pasar uang Farial Anwar, Senin, mengatakan rupiah merosot jauh di atas level Rp9.000 per dolar AS, karena bank sentral tidak menginginkan posisi rupiah berada di level tersebut. Bank sentral khawatir dengan posisi di bawah Rp9.000 per dolar AS dikhawatirkan merugikan daya saing ekspor Indonesia. Dengan posisi rupiah di atas level Rp9.000 per dolar AS, maka kegiatan ekspor Indonesia di pasar dunia akan lebih baik, katanya. BI, lanjutnya melakukan intervensi pasar dengan melepas rupiah dan membeli dolar AS, sehingga mata uang lokal itu terkoreksi. BI saat ini memiliki peranan yang besar di pasar uang, apalagi memiliki cadangan devisa yang besar yang bisa mengendalikan rupiah, ucapnya. Selain itu, yuan mata uang Cina juga terpuruk terhadap dolar AS yang sedikit banyak memberikan dampak negatif terhadap pergerakan rupiah. Yuan ketika pasar dibuka berkisar 7.8116, namun lima menit perdagangan berjalan merosot jadi 7.8047, kemudian pada pukul 08.13 kembali melemah di posisi 7.8030 per dolar AS, katanya Menurut Farial Anwar, posisi rupiah di atas level Rp9.000 per dolar AS dinilai masih stabil, bahkan kemungkinan besar rupiah akan kembali menguat hingga di level Rp8.800 per dolar AS, melihat pertumbuhan ekonomi nasional terus bangkit. Pada tahun ini merupakan momentum yang tepat bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan aktifnya perbankan menyalurkan kreditnya kepada masyarakat dan upaya pemerintah menggerakkan sektor riil. Karena itulah pergerakan rupiah pada pertengahan tahun 2007 akan bisa berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS yang didukung dengan makin membaiknya faktor fundamental ekonomi, tuturnya.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007