Banjarmasin (ANTARA News) - PT Adaro Indonesia melibatkan satu tim berbagai unsur guna menyelidiki ledakan di areal tambang batubaranya yang membawa dua korban tewas di Wara Tepian, Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel), Minggu (7/1). Anggota tim penyelidik kasus ledakan itu terdiri atas tenaga ahli dari Dinas Pertambangan Kalsel, Departemen Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Pusat, serta PT Adaro Indonesia, kata Hubungan Masyarakat (Humas) PT Adaro Indonesia, Ismail SH, kepada ANTARA News, Senin. Selain itu, menurut dia, PT Pama yang menjadi kontraktor di lokasi ledakan di Wara Tepian tersebut --sekira 30 kilometer dari Kota Tanjung, Ibukota Kabupaten Tabalong-- juga dilibatkan lantaran menjadi pihak yang tahu persis proses penambangannya. Ia mengemukakan, penyelidikan tim tersebut diharapkan sesegera mungkin dapat mengungkap penyebab ledakan, yakni apakah lantaran kesalahan manusia (human error), atau ada kesalahan teknis (technical error) dalam pekerjaan, atau bahkan akibat rusaknya berbagai peralatan. Berdasarkan laporan dalam musibah yang terjadi di lokasi tambang saat adanya ledakan, menurut dia, ada dua pekerja, yakni Syahrian dan Fitriyadi, warga Paringin, ibukota Kabupaten Balangan, tewas akibat tertimpa bebetauan hasil ledakan tambang. Sementara itu, seorang pekerja lainnya bernama Udin mengalami luka-luka di bagian punggung setelah tertimpa bebatuan tersebut. Ketiga korban itu bekerja di PT Batu Timur, yang menjadi pemasok tenaga kerja ke PT Pama selaku sub-kontraktor PT adaro Indonesia. PT Adaro Indonesia adalah perusahaan tambang batubara berskala terbesar Kalsel dengan target produksi 20 juta ton per tahun yang beroperasi di Kabupaten Balangan dan Tabalong, serta mempekerjakan banyak tenaga dari berbagai sub-kontraktor. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007