Dili (ANTARA News) - Ratusan pendukung mantan menteri dalam negeri Rogerio Lobato melakukan unjuk rasa di luar gedung pengadilan Timor Leste yang menggelar sidang atas mantan pejabat itu dalam kasus distribusi senjata di Dili, Selasa. Lobato didakwa terlibat upaya mempersenjatai warga sipil dalam kerusuhan tahun lalu. Sebuah panel yang terdiri atas satu hakim lokal dan dua hakim dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah mendengarkan keterangan dari pengacara Lobato, Marcos Pieade, dan kini meminta keterangan langsung dari Lobato. Sekitar 300 pendukungnya dari partai Fretilin berunjuk rasa di depan pengadilan Dili untuk menunjukkan simpati mereka terhadap mantan menteri dalam negeri Timor Leste itu. Datang dengan belasan truk, bus dan sepeda motor, para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Fretilin dan meneriakkan: "hidup Rogerio Lobato, hidup Fretilin." Sementara itu sekitar 50 polisi PBB dan polisi lokal berjaga-jaga di sekitar gedung pengadilan. Lobato merupakan salah satu pendiri Falintil, yang ketika masa gerakan melepaskan diri dari Indonesia merupakan sayap bersenjata dari Fretilin. "Kami berunjuk rasa atas inisiatif sendiri, untuk menunjukkan dukungan bagi Lobato. Ia adalah salah satu pendiri Fretilin dan kami akan terus berunjuk rasa di Dili hingga pengadilannya selesai," kata Mariano Andre yang ikut dalam aksi unjuk rasa tersebut. Lobato, Piedave dan dua terdakwa lainnya, Francisco Salsinha dan Francisco Xaviewr Diegas, dituduh terlibat mempersenjatai warga sipil saat kerusuhan di Dili bulan April dan Mei lalu. Kerusuhan itu sendiri diawali dengan kasus pemecatan sekitar 600 tentara oleh pemerintah Timor Leste. Sebuah laporan dari tim penyidik PBB menyebutkan bahwa mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri juga termasuk orang yang harus diperiksa. Sekitar 37 orang tewas dalam kerusuhan berdarah di Dili. Lebih dari 150.000 orang sempat mengungsi, sementara 3.200 tentara bantuan asing pimpinan Australia dikerahkan untuk menormalkan situasi pada bulan Mei lalu. Saat ini jumlah pasukan asing telah berkurang menjadi 1.100 orang. Timor Leste mendapat kemerdekaan pada 2002 setelah mendapat bimbingan dari PBB, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007