Jakarta (ANTARA News) - Paham-paham berbau radikal bisa menyusup dan menyebar melalui berbagai cara, salah satunya melalui agama.

Sosiolog dari Universitas Nasional, Nia Elvina, M.Si, mengungkapkan, penanaman paham-paham termasuk radikal melalui agama bisa saja sangat strategis.

"Secara sosiologis, penanaman paham atau internalisasi melalui agama itu sangat strategis. Karena menyentuh hal yang sangat esensial dalam masyarakat yakni keyakinan," ujar Nia kepada ANTARA News, Minggu.

Menurut dia, penyebaran paham melalui cara ini relatif langsung diterima masyarakat. Oleh karena itu, tak jarang suatu kelompok memanfaatkan agama sebagai alat untuk menyusupkan dan menyebarkan paham-pahamnya termasuk yang berbau radikal.

"Dan biasanya langsung diterima oleh masyarakat (taken for granted), sehingga jika suatu kelompok ingin menyebarkan suatu paham lewat agama tertentu, pengaruhnya atau lebih tepatnya penyebaran nilainya akan sangat kuat dan efektif," jelas Nia.

Tak hanya paham radikal, lanjut dia, agama pun seringkali digunakan sebagai alat kepentingan politik. 

"Makanya, tidak jarang agama pun sering dipakai untuk menyebarkan arah politik tertentu," tutur dia.

Dia mengatakan, dalam tatanan masyarakat modern seperti saat ini, bahkan agama masih efektif sebagai media penyebaran paham-paham tertentu.

Menurut dia, hal ini karena masyarakat cenderung menghadapi kondisi ketidakpastian, sehingga membutuhkan panduan hidup. Agama adalah panduan itu.

"Dalam masyarakat modern, agama atau keyakinan itu masih sangat penting. Karena dalam keyakinan masyarakat modern semakin banyak dinamika kehidupan yang tidak pasti (uncertainty)," kata dia.

"Keyakinan atau agama itu diperlukan sebagai nilai atau panduan dalam menghadapi kehidupan yang serba tidak pasti tersebut," tambah Nia.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015