Jakarta (ANTARA News) - Keharmonisan antar manusia seharunya tidak perlu tercoreng paham radikal, bila ajaran mengenai nilai-nilai kemanusiaan diperkuat, menurut pengajar Teori Sosial dan Struktur Sosial dari Fakultas Ekologi Manusia IPB, Dr. Ir. Rilus A. Kinseng, MA.

Rilus mengungkapkan, dalam penyebaran dan penguatan nilai-nilai kemanusiaan ini, peran tokoh-tokoh agama sangatlah penting.

"Tokoh-tokoh agama harus menyebarkan nilai-nilai humanisme yang saya rasa semua agama mengajarkannya. Itu yang penting ditekankan," ungkap Rilus kepada ANTARA News melalui sambungan telepon, Minggu.

"Jangan menebarkan benih-benih yang mengungkit-ungkit soal perbedaan-perbedaan yang menjelek-jelekkan. Kalau soal iman kepada Tuhan itu kan vertikal, tetapi horizontal (hubungan antar sesama manusia) itu pun harus harmonis," tambah dia.

Menurut Rilus, sekalipun agama memang kerap dijadikan alat untuk menyusupkan paham radikal, namun ada faktor lain yang turut "menyuburkan" paham ekstrem dari aspek spiritual itu.

Dua faktor di antaranya ialah ketimpangan dan ketidakadilan. "Paham radikalisme tidak semata dari sisi ajaran, ada pengaruh struktural seperti ketimpangan lalu ketidakadilan, itu perlu juga diketahui, bisa menjadi ladang yang subur paham radikal," tutur dia.

Rilus memandang, radikalisme di Indonesia terutama yang menggunakan agama sebagai alat penyebarannya, sejak 1980-an berkembang cukup kuat, bahkan hingga kini. Hal ini bisa terlihat dari kondisi kehidupan antar umat beragama yang seringkali tak harmonis. 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015