Jakarta (ANTARA News) - Anggota MPR RI Bambang Wuryanto menilai generasi muda Indonesia saat ini kurang mampu meneladani pengorbanan para pahlawan bangsa dan sejarah, bahkan mereka sekarang tidak paham siapa MH Thamrin, H Nawi, KS Tubun yang namanya sekarang dijadikan sebagai nama-nama jalan.

"Hari ini rasa-rasanya generasi muda kita kurang mampu meneladani pengorbanan pendahulu kita," kata Bambang di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

Politisi PDIP itu menyebutkan, untuk menaklukan sebuah bangsa, tidak perlu mengirim ribuan tentara, tapi cukup menghapus ingatan generasi muda satu generasi saja, akan sejarah bangsanya, maka bangsa itu sudah gampang dikalahkan.

“Makanya jangan lupakan sejarah. Mungkin sekarang ini proses kesejarahan itu. Meneladani dan mengetahui sejarah itu baiknya dimasukkan dari bangku sekolah,” katanya.

Salah satu yang menyebabkan hilangnya nilai-nilai keteladanan tersebut karena sistem sudah liberal dan individual.

“Tata nilai itu sudah pragmatis. Kalau sudah pragmatis, ya kalau sudah ketemu orang, saya dapat apa, anda dapat apa, bagaimana pertukaran yang adil. Itu yang terjadi sekarang. Kalau tidak atas dasar tata nilai, saya khawatir  pemuda-pemuda. Misalnya olahraga kita, dulu luar biasa, sekarang merosot. Karena di tata nilai atlet kita mungkin sudah bergeser, tidak didasari pada tata value, tapi prgmatis saja dan terlalu menggampangkan masalah,” kata Bambang.

Oleh karens itu, yang harus dilakukan generasi muda saat ini dan itu bertepatan dengan HUT RI adalah menanamkan nilai-nilai keteladanan para pemimpin.

"Yang paling pertama dan utama adalah penanaman tata nilai dari keteladanan pemimpin," katanya.

Selain menanamkan nilai-nilai keteladanan dari para pemimpin dan pahlawan, sosialisasi 4 pilar cukup mampu untuk mengembalikan tata nilai bagi generasi muda.

“Setidaknya ada usaha untuk membangun tata nilai itu. Itu usaha yang baik demi membangun nilai. Kekuatan bangsa itu koornya di tata nilai yang sumbernya adalah Pancasila,” demikian Bambang Wuryanto.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2015