Istanbul/Diyabakir (ANTARA News) - Dua perempuan melepaskan tembakan ke konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki, Senin (10/8).

Ahmet Akcay, warga yang menyaksikan serangan itu, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa salah satu perempuan menembak empat atau lima kali, menyasar petugas keamanan dan pejabat konsulat.

"Polisi berteriak 'jatuhkan tasmu, jatuhkan tasmu'. Dan perempuan itu mengatakan: 'Saya tidak akan menyerah'," kata Akcay.

"Polisi mengingatkan dia lagi: 'Jatuhkan tasmu atau kami akan menembakmu', dan perempuan itu mengatakan:'Silakan'."

Satu dari dua perempuan itu kemudian ditangkap dalam keadaan terluka, kata kantor gubernur Istanbul.

Kantor berita Dogan menyebutkan perempuan yang terluka berusia 51 tahun dan pernah dipenjara karena dituduh menjadi anggota Fron Tentara Pembebasan Rakyat Revolusioner (DHKP-C). Tapi kantor berita Reuters tidak bisa segera memverifikasi laporan itu.

Kelompok kiri-jauh yang membunuh seorang penjaga keamanan Turki dalam pengeboman bunuh diri tahun 2013 di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ankara mengklaim terlibat dalam serangan Senin.

DHKP-C, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Turki, menyatakan salah satu anggotanya terlibat dan menyebut Washington sebagai "musuh bebuyutan" orang Timur Tengah dan dunia.

"Kami bekerja dengan otoritas Turki menyelidiki kejadian ini. Konsulat Jenderal masih tutup untuk publik sampai pemberitahuan selanjutnya," kata seorang petugas konsulat.

Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk serangan itu dan menyatakan pengamanan di misi diplomatik Amerika Serikat diperketat.

Polisi dengan senapan otomatis menutup jalan-jalan di sekitar konsulat Amerika Serikat di distrik Sariyer di sisi Eropa Istanbul.

Serangan ke konsulat itu terjadi sehari setelah Amerika Serikat mengirim enam jet tempur F-16 dan sekitar 300 personel ke Pangkalan Udara Incirlik di Turki sebagai bagian dari upaya memerangi kelompok Negara Islam (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS).

Di samping serangan itu, di sisi lain Istanbul, satu kendaraan penuh peledak digunakan untuk menyerang pos polisi sehingga menyebabkan tiga polisi dan tujuh warga sipil terluka menurut aparat kepolisian.

Salah satu penyerang terbunuh dalam pengeboman sementara dua lainnya dan seorang polisi tewas dalam baku tembak selanjutnya menurut kantor gubernur Istanbul.

Penyiar CNN Turk mengatakan petugas yang tertembak adalah anggota senior penjinak bom yang dikirim untuk menyelidiki serangan.

Penembakan terjadi Senin pagi di distrik Sultanbeyli di bagian Asia terusan Bosphorus, yang membagi Istanbul, saat polisi menggelar penggerebekan.

Tidak ada klaim tanggung jawab pada serangan-serangan itu tapi misi diplomatik Amerika Serikat dan kantor polisi sering menjadi target kelompok kiri-jauh Turki di masa lalu.

Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2015