Jakarta (ANTARA News) - Juara dunia 2014 Carolina Marin mengaku sempat gugup pada game pertama putaran kedua Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2015 menghadapi tunggal putri Malaysia Tee Jing Yi di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Selasa.

"Saya terakhir kali mengikuti turnamen dua bulan lalu. Saya senang berada di lapangan hari ini karena pertama kalinya saya kembali bermain langsung masuk Kejuaraan Dunia. Semula saya gugup dan kesulitan mengontrol bola karena kalah angin," kata Marin selepas pertandingan di Jakarta.

Pebulu tangkis asal Spanyol itu mampu menaklukkan Tee dengan skor 19-21, 21-14, 21-13 dalam waktu 70 menit.

Unggulan pertama itu mengaku tidak terlalu memikirkan beban sebagai juara bertahan dan berusaha bermain sebaik mungkin.

"Saya hanya ingin memikirkan babak demi babak dalam kejuaraan ini serta strategi untuk menghadapi seluruh pertandingan," kata Marin.

Atlet bulu tangkis peringkat pertama dunia itu mengatakan semua lawannya pada pertandingan pertama turnamen susah untuk ditaklukkan.

"Karena saya harus menguasai lapangan dan bola. Saya mencoba untuk menampilkan permainan terbaik saya meskipun permainan tadi bukan yang terbaik. Tapi, saya dapat menang," kata Marin.

Atlet kidal itu senang dengan keramaian penonton di Stadion Istora Senayan karena banyak penonton yang mendukungnya.

"Saya cinta Indonesia dan saya tahu ada banyak penggemar saya. Mereka ingin mendukung saya dan saya sangat menghargai para penggemar di Indonesia yang datang dan mendukung saya selama pertandingan.

Selanjutnya Marin akan menghadapi atlet putri Taiwan Pai Yu Po dalam pertandingan putaran ketiga.

Sementara itu, Tee mengaku tidak dalam kondisi yang bagus saat menghadapi Marin pada putaran kedua karena kelelahan.

"Saya harus mengikuti sejumlah turnamen sebelum Kejuaraan Dunia ini. Tapi, setidaknya saya telah mengeluarkan seluruh kemampuan saya," kata Tee.

Tee mengatakan tidak terbebani untuk meraih target tertentu dalam Kejuaraan Dunia 2015 karena peringkatnya sebagai pemain non-unggulan.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2015