Jakarta (ANTARA News) - Danone kembali menggelar Danone Young Social Entrepreneur (DYSE) 2015, kompetisi untuk menumbuhkan semangat social entrepreneurship mahasiswa di Indonesia dengan misi Empowering Youth to Empower People.

"DYSE sudah dimulai sejak 2013. Fokusnya ke anak muda yang berkaitan dengan social entrepreneurship karena kami meyakini aspek sosial tidak akan seimbang tanpa ekonomi," kata Poerbaningrat, HR Development Director Danone Group Indonesia, di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Poerbaningrat mengatakan bahwa kompetisi tersebut bertujuan untuk merangsang jiwa sosial dengan menstimulasi generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk mengembangkan komunitas ekonomi untuk Indonesia yang lebih baik.

Kompetisi tersebut, menurut Human Resources Director Danone ELN Indonesia, Evan Indrawijaya, mendapat antusias yang sangat besar dari mahasiswa. Lebih dari 100 proposal diterima tim DYSE.

Dari 100 proposal tersebut dipilih 12 ide yang dinilai bagus. Kemudian dewan juri yang terdiri dari BOD dan sejumlah pakar dan praktisi memilih 5 yang terbaik. Kelima kelompok terbaik itu mendapat modal Rp 15 juta untuk melanjutkan bisnis mereka.

"Kriteria pemilihannya, pertama orisinalitas ide di mana ide tersebut benar-benar baru atau belum ada atau jarang ditemukan. Kedua, dampak bisnis project yang diajukan kepada masyarakat. Terakhir, kesenimbangunan project, apakah dapat dilanjutkan oleh komunitas," kata dia.

Berdasarkan hasil seleksi dan penjurian hingga mencapai babak final, para juri telah memilih kelompok Dreamdelion sebagai pemenang pertama dari Universitas Gajah Mada yang berinovasi dengan membuat bara-barang kerajinan seperti tas dan dompet dari bahan stagen berwarna-warni.

Melalui project ini, Dreandelion memberdayakan masyarakat Desa Sumer Arum, Yogyakarta, dan menghidupkan kembali tradisi menenun yang hampir hilang di sana.

"Mereka adalah pengrajin tenun dengan penghasilan Rp 500 ribu per bulan menjadi Rp 2 juta per bulan," ujar Poerbaningrat.

"Kekuatan project juara, selain meningkatkan pendapatan, mereka memberikan added value di mana ada unsur budaya yang di highlight, dan bercita-cita menjadikan tenun pelangi ikon baru Yogyakarta," tambah dia.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015