Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Heri Gunawan mengatakan pasar optimistis dengan bisnis baru PT Telkom yakni pembangunan jaringan optik.

"Pasar kelihatannya sangat optimis dengan bisnis baru Telkom yang diprediksi bisa mencetak pendapatan sebesar Rp100 triliun di tahun 2015. Bahkan, dalam 5 tahun mendatang, PT Telkom ditaksir bisa cetak pendapatan Rp1.000 triliun," kata Heri dalam rilis yang diterima ANTARA News, Jakarta, Rabu.

Saat ini, PT Telkom sudah membangun jaringan fiber optik sepanjang 75 ribu km dari Sabang-Merauke yang beroperasi sejak September 2015.

Heri mengatakan proyek tersebut ambisius dan sudah direncanakan sejak tahun 2013 dengan nilai investasi saat itu sebesar Rp1,7 triliun.

Dengan pembangunan jaringan fiber optik itu memungkinkan Telkom beralih ke bisnis broadband (pita lebar) atau bisnis data.

Dari situ, PT Telkom mulai mencetak pendapatan baru. Tahun 2014 saja, pendapatan dari layanan data, IT, dan internet mencapai Rp24,1 triliun. Itu tidak terlepas dari pertumbuhan dari bisnis data mobile dan fixed broadband yang luar biasa, yakni masing-masing 34,2% dan 7,8%.

"Tidak heran jika obligasi (surat utang) PT Telkom sebesar Rp12 triliun sudah terserap Rp7 triliun atau sekitar 60%," sebutnya.

Hanya saja, imbuhnya, di tengah peluang bisnis yang prospektif itu, PT Telkom belum didukung dengan manajemen yang efisien dan visioner.

"Banyak keluhan pelanggan yang muncul terkait kinerja manajemen yang buruk. Sebagai contoh, layanan IndiHome, sebuah paket triple play (internet, tv kabel, telpon), bermasalah serius pada managing business-nya: dari sistem registrasi yang tidak user friendly, digital marketing strategy yang kurang kreatif, harga yang kurang transparan, dan lambannya koneksi mobile webnya," sebut Heri.

Managing business seperti itu, kata dia, mestinya tidak terjadi pada perusahaan sekelas PT Telkom, yang sudah mampu bangun jaringan fiber optik skala besar dengan nilai investasi yang tidak kecil.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2015