Jakarta (ANTARA News) - Pelemahan nilai tukar rupiah dollar AS turut berimbas terhadap bisnis produk pemindai (scanner). Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada Kamis petang ditutup pada Rp14.322/dolar Amerika Serikat. 

Walaupun kondisi ekonomi menurun tapi pertumbuhan bisnis, terutama jumlah dokumen yang dipakai dunia usaha tetap bertambah. Selama masih ada keperluan, sebetulnya masih ada harapan, kata Direktur PT Reycom Document Solusi (RDS), Randy Chandra, di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan, penurunan nilai rupiah otomatis mempengaruhi harga peralatan lingkup bisnis scanner yang berasal dari luar negeri. Imbas gejolak ekonomi terjadi juga pada bisnis ini. 

"Pastinya mempengaruhi bisnis kami karena peralatan-peralatan kami dari luar negeri. Dengan meningkatnya harga dolar, harga peralatan meningkat," kata dia.

Meskipun terkena imbas menguatnya harga dolar, lanjut dia, perusahaan yang menawarkan solusi pemindaian itu tetap bisa mengatur pendapatannya.

"Karena kebutuhan klien kami juga besar, jadi tidak sampai menurunkan pertumbuhan pangsa pasar. Keuntungan bisa kami atur," ujar Chandra.

Randy menjelaskan RDS memiliki pelanggan yang 60 persen diantaranya merupakan perusahaan swasta sedangkan sisanya dari pemerintahan.

RDS menawarkan solusi pengolahan dokumen hardcopy menjadi softcopy, mengolah data yang diolah menjadi hardcopy kembali, contact center division, record management, dan manajemen penanganan kesehatan.

"RDS fokus pada penyediaan scanner kelas atas dengan kualitas teknologi terbaru sehingga bisa membantu konsumen dalam pekerjaan administrasi mereka," jelas dia.

Pewarta: Monalisa
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2015