"Pertamina ambil inisiatif lah, jangan jual terlalu mahal karena kalau misalnya nanti beli bukan dari Pertamina ya Pertaminanya rugi," katanya seusai FGD Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (Kipnas) XI di Gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, Selasa.
Menurut Rizal, harga avtur yang dijual Pertamina memang lebih mahal dari harga internasional karena ada komponen biaya lain seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen.
Menurut dia pula, tambahan biaya lain yang dikeluarkan Pertamina bisa ditekan hingga 12 persen. "Mestinya harga avtur itu bisa dikurangi paling tidak 12 persen," katanya.
Ignasius Jonan sebelumnya meminta Pertamina menurunkan harga avtur mengingat avtur memakan separuh biaya operasional maskapai yang kemudian berpengaruh besar pada harga tiket pesawat.
Jonan tengah mempertimbangkan untuk membuka peluang swasta bisa menjual avtur di bandara domestik.
Di sisi lain, Pertamina menjual avtur 20 persen lebih mahal karena subsidi silang untuk bandara terpencil yang sepi tingkat penerbangannya.
Namun, perseroan itu mengaku tengah mengkaji dan berkomunikasi dengan Angkasa Pura II untuk menurunkan pajak penjualan di beberapa bandara agar harga avtur menjadi lebih kompetitif.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015