Jakarta (ANTARA News) - Dirut PT Pelindo II (Persero) RJ Lino mengaku tidak bermaksud menyerang balik Menko Maritim Rizal Ramli menyusul iklan perusahaan itu dalam ukuran besar pada dua media nasional.

"Kalau Pak Rizal Ramli bilang bahwa hantam dia, saya tidak tahu hantam dari mana, yang mana dihantam, dan saya tidak ada tujuan untuk itu," kata Lino sebelum mengikuti Rapat Kerja Komisi VI DPR soal Panja Pelindo II di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu.

Menurut Lino, pemasangan iklan di media masa adalah hal biasa bagi korporasi karena perusahaan memiliki biaya pemasaran.

Ia menjelaskan, saat ini Pelindo II sedang membenahi Terminal Kalibaru dengan nama proyek New Tanjung Priok sehingga investor harus tahu bahwa ada proyek yang baru jadi.

"Jadi kalau dibilang menghantam Pak Rizal Ramli, saya tidak tahu menghantam dari mana. Saya tidak ada tujuan untuk itu. Saya jadi bingung," ujar Lino.

Selasa (15/9), Rizal Ramli menyebut RJ Lino melawannya dengan memasang iklan di sejumlah media.

"Saudara Lino mau ngelawan saya, (karena) debat enggak bisa, dia pasang iklan di Kompas empat halaman (senilai) Rp3 miliar," tuduh Rizal.

Rizal menuturkan, selain masuk harian Kompas, iklan tentang rencana pembangunan Pelabuhan Kalibaru, Jakarta, itu juga terpampang di Bisnis Indonesia.

Padahal, menurut dia, pembangunan Pelabuhan Kalibaru atau New Priok itu hingga kini terbengkalai, sebaliknya masalah di pelabuhan yang lama pun tidak kunjung dibenahi.

"Di Bisnis Indonesia, itu juga sudah berapa miliar, dan di salah satu koran masuk berita editorial. Barangkali itu sudah habisin berapa miliar, hanya untuk lawan RR (Rizal Ramli) doang," kata Rizal.

Menurut Rizal, upaya Pelindo melawan dirinya tidak akan efektif lantaran hal itu tidak pantas.

"Enggak akan efektif, saya enggak mau ladenin yang begituan, norak. Seharusnya DPR canggih, tanya Pelindo Kok buang uang segitu gampangnya? Dari mana uangnya? Segitu gampangnya pasang iklan miliaran rupiah?" cecarnya.

Rizal juga telah melancarkan serangan "kepretan rajawali" untuk Pelindo II dengan menghancurkan beton yang menutupi jalur kereta barang menuju pelabuhan karena dia menganggap beton itu telah membuat arus bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi sangat lama sehingga menyebabkan waktu bongkar muat barang (dwelling time) menjadi berhari-hari.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015