Jakarta (ANTARA News) - Analis pasar modal Nico Omer Jonckheere menilai saham perusahaan sektor otomotif dan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia masih prospektif untuk diakumulasi investor dalam jangka panjang.

"Pemodal dengan orientasi jangka panjang dapat melakukan akumulasi di saham sektor otomotif dan semen, namun tidak disarankan bagi investor dengan orientasi jangka pendek," ujar Nico Omer Jonckheere yang juga Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan bahwa tidak disarankannya mengakumulasi saham sektor otomotif dan semen dalam jangka pendek dikarenakan kondisi perekonomian Indonesia yang masih melambat.

"Di tengah melambatnya perekonomian saat ini tentu perusahaan otomotif akan memberikan diskon besar-besaran, maka marginnya akan kecil. Itu mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi saham di sektor itu," katanya.

Dalam jangka pendek ini, lanjut dia, evaluasi saham sektor otomotif juga cenderung menurun. Apalagi kondisi pasar otomotif dunia terutama di Amerika Serikat saat ini juga sedang melambat karena "assembly" mobil turun.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan kendaraan bermotor roda empat di Indonesia sejak Januari hingga Agustus 2015 mencapai 671.641 unit, menurun sekitar 19,08 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebanyak 830.096 unit.

Sementara itu, data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) selama periode Januari sampai Agustus 2015 tercatat penjualan kendaraan roda dua sebanyak 4.218.089 unit, atau turun sekitar 21 persen bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebanyak 5.345.894 unit.

Sementara untuk sektor semen, Nico Omer Jonckheere mengatakan anggaran belanja modal pemerintah akan mulai mengalir untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur. Kondisi itu akan mendorong kinerja perusahaan akan kembali meningkat setelah sempat melambat pada semester pertama.

"Proyek-proyek besar akan dimulai jadi untuk saham sektor semen investor bisa akumulasi, namun bagi investor jangka pendek jangan karena IHSG masih akan terkoreksi lagi. Namun secara umum investasi jangka panjang tetap baik," ujarnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2015