"Sejarah harus terus diperbaiki," kata dia, usai acara pemutaran film Rapat Raksasa Ikada, di Galeri Foto Jurnalistik ANTARA, di Jalan ANTARA, Jakarta, Sabtu.
Pada kesempatan itu, ditampilkan sejumlah foto yang sebelumnya tidak pernah dipublikasikan.
"Saya heran kenapa pemerintah tidak menjaganya. Saya mendapatkan 14 foto-foto proklamasi dari Belanda. Di sana tidak ada yang tahu itu foto apa, padahal itu peristiwa penting bagi Indonesia. Sampai hari ini, publikasi yang ada hanya tiga foto," tuturnya.
Sementara itu, Direktur GFJA, Oscar Motuloh, mengatakan. tujuan pemutaran film sejarah yang digelar GFJA dalam rangka untuk memperkenalkan fakta-fakta sejarah terutama kepada kaum muda.
"Kita tidak bisa menyalahkan generasi sekarang. Sejarah bisa direkayasa oleh yang berkuasa sehingga adanak-anak muda tidak percaya politik. Itu yang harus diluruskan supaya mereka melihat sejarah benar-benar bisa menjadi jejak untuk masa depan," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah perlu meremajakan kembali sejarah ketimbang menggelar perayaan-perayaan yang semakin menjauhkan pemuda dari akar-akar sejarah.
"Itu yang perlu dilakukan daripada perayaan yang semakin menjauhkan akar-kar kita. Pemerintah punya peran besar untuk meremajakan kembali sejarah, menambah dengan sejumlah masukan materi sehingga mereka bisa melihat lebih luas. Ini (pemutaran film) bagian dari itu," tutur Oscar.
Pewarta: Monalisa
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2015