Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR RI, Arsul Sani menyebutkan, Adnan Buyung Nasution merupakan tokoh yang luar biasa. 




“Bang Buyung adalah pribadi yang humble dan ramah kepada semua orang, tidak memberikan perlakuan yang berbeda ketika disapa tokoh penting atau orang biasa,” kata Arsul dalam pesan singkatnya via BBM di Jakarta, Rabu.




Bahkan, politisi PPP itu juga merasakan kehangatan almarhum sejak menjadi asisten pembela umum di Jakarta pada pertengahan tahun 1980-an. Kehangatan pengacara berabut perak itu masih dirasakan saat dirinya menjenguk di Rumah Sakit Pondok Indah.




“Kontribusi besarnya dalam perjuangan menegakkan HAM belum ada yang menandingi. Almarhum membela HAM untuk segala kelompok masyarakat, dari mereka yang berideologi  komunis sampai Islam garis keras serperti Abu Bakar Ba'asyir,” kata Arsul.




Tak hanya masalah HAM semata, Adnan Buyung, katanya, juga membela semua kalangan mulai dari yang berpangkat seperti Wiranto hingga pedagang asongan.




“Ia juga pernah dikejar-kejar oleh Sudomo pertengahan tahun 1980-an,” sebut Arsul.




Pengacara kondang, Adnan Buyung Nasution meninggal dunia di RSPI pada pukul 10.15 WIB. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Adnan Buyung dirawat untuk beberapa waktu karena gagal ginjal dan gangguan jantung.




"Iya benar ayah saya meninggal tadi pukul 10.15 WIB," kata putri bungsu Adnan Buyung, Pia Akbar Nasution.




Mantan pengacara Anas Urbaningrum dan Gayus Tambunan itu wafat dalam usia 81 tahun. Adnan Buyung yang akrab dipanggil Bang Buyung pernah menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hukum (2007-2009), Ketua Umum YLBHI (1981-1983), Ketua DPP Peradi (1977) dan Direktur/Ketua Dewan Pengurus LBH (1970-1986).



Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2015