Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR RI, Taufiqulhadi meminta pemerintah untuk menjadikan kasus pembunuhan Salim Kancil di Lumajang, Jawa Timur sebagai bentuk pembelajaran.

"Bagi pemerintah Indonesia, kasus ini harus dijadikan gerbang untuk masuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang banyak sekali seperti di Lumajang, tapi tidak terungkap saja karena belum ada jatuh korban. kasus illegal mining hampir semua tempat ada, tapi belum makan korban," kata Taufiqulhadi di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.

Kata politisi Partai Nasional Demokrat itu, kasus ini adalah kasus yang menyentak masyarakat di seluruh Indonesia dan ini kejahatan di depan mata ketika rentang kekuasaan negara itu sampai ke pelosok Indonesia. 


"Tapi sebuah terjadi beberapa kilometer dari pusat kota yang memiliki peradaban. Hal seperti itu mungkin akan bisa terjadi di daerah lain seperti di Kalimantan, Papua, Sulawesi dan daerah lainnya. Jadi ini harus jadi gerbang bagi pemerintah untuk menyelesaikan kasus illegal mining," kata anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur IV (Kabupaten Lumajang dan Jember) itu.




Terkait kunjungan Komisi III DPR RI ke lokasi kejadian, dirinya juga ingin mengetahui perusahaan tambang yang ada di desa Selok Awar Awar itu. Saat ini katanya, ada perusahaan tambang berskala besar beroperasi di desa tersebut, yakni PT Antam dan PT Indo Modern Mining Sejahtera (IMMS).





"Kita juga ingin dalami apakah benar bahwa kepala desa ini sudah diijon untuk satu tahun untuk mengamankan lokasi penambangan oleh perusahaan yang ada disana. Ini akan kita cek. Kita juga ingin cek apakah benar Tim 12 (pelaku pembunuhan) adalah tim sukses kepala desa," kata Taufiqulhadi.






Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015