Bogor (ANTARA News) - Kegiatan pengasapan (fogging) guna mencegah penyebaran wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) lebih efektif dilakukan pagi hari, karena nyamuk Aedes aegypty aktivitasnya tinggi dan angin belum berhembus kencang, kata Dr drh Upik Kesumawati Hadi MS dari IPB. "Fogging yang efektif dilakukan saat pagi hari, waktu angin belum begitu kencang, dan saat aktivitas menggigit nyamuk tersebut sedang memuncak," ujar pakar nyamuk, serta peneliti di Laboratorium Parasitologi dan Entimologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH-IPB) itu, Rabu. Selain itu, menurut dia, pengasapan untuk nyamuk demam berdarah ini sebaiknya dilakukan di dalam dan luar rumah, serta bukan di selokan-selokan layaknya yang selama ini banyak dilakukan petugasnya. "Pada dasarnya (fogging) ini hanya efektif untuk membunuh nyamuk dewasa saja," katanya. Menurut dia, upaya lain yang bisa menghambat dan mengendalikan populasi nyamuk aedes aegypti adalah penebaran ikan pemakan jentik, seperti gambussia sp, dan Panchax. Pemanfaatan spora bacillus thuringiensis, katanya, juga merupakan alternatif pengendalian larva nyamuk, sedangkan jenis insektisida yang bisa digunakan untuk mengendalikan nyamuk juga banyak sekali. "Tetapi, tindakan yang paling bijaksana untuk mengatasi nyamuk adalah menghilangkan tempat perindukannya, dengan membersihkan tempat penampungan air minimal seminggu sekali," katanya. Ia menjelaskan, aedes aegypti berwarna belang hitam putih tersebar di daerah tropis, dan berasal dari Afrika, yang selama ini habitat pradewasa lebih banyak di penampungan air buatan manusia yang berisi air bersih di daerah urban dan sub-urban. Aktivitas menggigit nyamuk itu mencapai puncaknya saat intensitas cahaya berubah, yaitu setelah matahari terbit dan sebelum terbenam, dan arak terbangnya pendek, yaitu 50 hingga 100 meter, demikian Upik Kesumawati Hadi. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007