Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Asap dari kebakaran hutan dan lahan yang kembali pekat membuat kualitas udara di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, memburuk lagi dan sudah dalam kategori berbahaya.

"Indeks standar pencemaran udara Kota Sampit untuk tanggal 14 dan 15 Oktober ini sudah kategori bahaya dengan kadar pencemaran 314,39," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kotim, Suparman, di Sampit, Kamis.

Pantauan di lapangan, asap sangat pekat terjadi pada pagi hari. Kepekatan asap sempat berkurang, namun siang hari asap kembali menebal sehingga cukup mengganggu.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, jarak pandang terparah akibat gangguan asap terjadi pada pukul 07:00 WIB dengan jarak pandang hanya 20 meter. Jarak pandang sempat membaik mencapai 2.500 meter pada pukul 10:00 WIB, namun kemudian asap kembali menebal sehingga jarak pandang berkurang.

Pekatnya asap diperkirakan karena masih banyaknya kebakaran lahan. Pantauan satelit pada Kamis pagi, hotspot atau titik panas di Kotim sebanyak 230 titik yang tersebar di Antang Kalang 1 titik, Baamang 3 titik, Cempaga 8 titik, Kotabesi 4 titik, Mentawa Baru Ketapang 14 titik, Mentaya Hilir Selatan 21 titik, Mentaya Hilir Utara 56 titik, Mentaya Hulu 12 titik, Parenggean 5 titik, Pulau Hanaut 21 titik, Seranau 14 titik dan Teluk Sampit 71 titik.

Titik panas yang terpantau di kabupaten tetangga bahkan jauh lebih tinggi. Titik panas di Kabupaten Seruyan sebanyak 380 titik dan Katingan sebanyak 314 titik. Tidak heran jika masyarakat menduga sebagian kabut asap di Sampit juga merupakan kiriman dari daerah lain.

Bupati Kotawaringin Timur, H Supian Hadi mengimbau masyarakat menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Dia berharap hujan segera turun sehingga kebakaran lahan dan asap segera berakhir.

"Saya sudah menginstruksikan agar seluruh puskesmas disiagakan. Tangani setiap pasien yang masuk, khususnya penderita ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) yang dikhawatirkan kembali meningkat. Dinas Kesehatan harus memastikan ketersediaan tabung oksiden karena saat ini oksigen yang sangat dibutuhkan," kata Supian Hadi.

Penanggulangan kebakaran lahan terus dilakukan siang dan malam oleh tim gabungan. Supian mengaku belum mengetahui apakah asap yang bertambah pekat ini akibat kebakaran yang kembali marak atau karena bekas lahan gambut yang baru dipadamkan yang biasanya masih menimbulkan asap.

Pewarta: Norjani
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2015