Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menggagas tiga dokumen hasil pertemuan tingkat menteri Asosiasi Poros Samudera Hindia (IORA) yang akan dilaksanakan di Padang, Sumatera Barat, 21-23 Oktober 2015.

Direktur Kerja sama Intra-kawasan Asia Pasifik Afrika (ASPASAF) Kementerian Luar Negeri Benyamin Carnadi mengatakan dalam konferensi pers di Kantor Kemlu, Jakarta, Kamis, ketiga dokumen tersebut terdiri atas Komunike Padang, Deklarasi Kerja Sama Maritim IORA, dan Komitmen Pembentukan Panitia Ad hoc untuk IORA Concord.

"Padang communique dan IORA Maritime Cooperation Declaration berisi hasil-hasil pertemuan tingkat menteri IORA yang berfokus pada enam hal, antara lain keamanan maritim, kerja sama ekonomi, pendidikan, teknologi, dan pariwisata," ujarnya.

Sementara Komitmen Pembentukan Panitia Ad hoc akan berjalan selama kurun dua tahun keketuaan Indonesia pada IORA hingga 2017, untuk membahas penyusunan "IORA Concord".

"IORA Concord intinya adalah regionalisme, bahwa kawasan Samudera Hindia tidak bisa bertumpu pada balance of power (keseimbangan kekuatan), tapi juga komitmen-komitmen baru baru seiring tantangan-tantangan baru di Hindia," tutur Benyamin.

Lebih ia menjelaskan IORA Concord juga akan diupayakan untuk dapat dibawa ke tingkat pertemuan tingkat tinggi pemimpin negara-negara IORA.

Ben mengatakan dalam keketuaan IORA, Indonesia juga akan mengusahakan diselenggarakannya pertemuan tingkat tinggi yang sejak 20 tahun didirikannya organisasi poros Hindia tersebut belum pernah diadakan.

Dalam rangkaian acara pertemuan tingkat menteri IORA 21-23 Oktober 2015, Indonesia juga akan mengadakan Forum Bisnis IORA yang dimotori Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), diskusi grup tentang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perdagangan dan investasi.

Pertemuan tingkat pejabat senior (SOM) akan dilaksanakan pada 21-22 Oktober, sebagai awalan pertemuan tingkat menteri IORA pada 23 Oktober 2015.

Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2015