Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pemilik gerobak di Jakarta mengaku meraup untung dari banjir yang mengurung sejumlah wilayah Ibukota, Jumat (2/2) karena warga yang hendak menuju tempat kerja menggunakan jasa mereka untuk menembus genangan air yang tinggi. "Sampai siang ini, saya sudah bisa mengumpulkan Rp600 ribu. Lumayan banget dah...," kata Samin, salah seorang pemilik gerobak di kawasan Kepala Gading, Jakarta, Timur. Banjir yang mengepung Jakarta, akibat hujan deras yang turun sejak Kamis (1/2) malam mengakibatkan sejumlah warga Jakarta terpaksa melakukan berbagai cara untuk menembus banjir yang mencapai lutut bahkan pinggang orang dewasa. Lin We (32) misalnya terpaksa memakai gerobak milik Samin untuk membawa dirinya dan motor yang dibawanya menuju tempatnya bekerja di kawasan Kelapa Gading. Atas jasa Samin, Lin We memberikan ongkos Rp20.000. "Meski banjir kan kita harus kerja, kalau nggak gimana bisnis mau lancar?" katanya. Langkah Lin We diikuti pula oleh banyak karyawan yang berkantor di kawasan Kelapa Gading. Mereka umumnya memberikan ongkos sewa sekitar Rp10.000 hingga Rp30.000 sekali jalan. Tak heran jika Samin bisa mengantongi hingga Rp600.000 dalam waktu setengah hari melalui penyewaan gerobak yang sehari-hari dipakainya untuk menjual barang-barang bekas, seperti piring, koran dan majalah bekas. Pemilik gerobak sampah Eko di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, bahkan sudah mengantongi rejeki hingga Rp.700.000. "Kebanyakan karyawan kantor mbak..mereka ngasih ongkos sepuluh hingga 30 ribu rupiah. Lumayan lah bisa untuk bertahan beberapa hari," kata Eko yang biasa mengambil sampah dari rumah-rumah warga di kawasan Bendungan Hilir itu. Terkait dengan datangnya banjir, Gubernut DKI Jakarta, Sutiyoso menyatakan, Jumat pagi, Jakarta memasuki kondisi siaga III karena sebagian besar kawasan di Ibukota mulai tergenang. "Semua tempat memasuki siaga III kecuali Jakarta Barat seperti Angke yang sudah masuk siaga I karena ketinggiannya lebih dari tiga meter," katanya. Banjir yang sejak Kamis siang telah menggenangi Jakarta, kemungkinan besar akan kian meninggi jika hujan terus mengguyur. Di kawasan Cipinang Muara, Kalimalang, Ciledug, Kapuk, Tomang, Larangan, Bendungan Hilir, Kampung Melayu, dan Pasar Minggu yang sejak Kamis siang telah terendam banjir, air belum kunjung surut hingga Jumat siang. Air di kawasan itu bahkan cenderung meninggi. Jika sebelumnya tinggi air "hanya" 70 cm hingga 200 cm, kini telah mencapai 1 - 2,5 meter. Banjir juga telah menyebabkan akses dari kota-kota penyangga Jakarta seperti Bekasi, Tangerang, Bintaro, Ciputat dan Depok terputus sehingga para pelaju sulit mencapai tempat kerjanya di Jakarta. Ruas jalan Ciledug Raya misalnya terendam hingga 70 centimeter. Akibatnya tak satu kendaraan pun dapat melitasi jalan utama itu padahal biasanya jalur itu menjadi tumpuan utama para pekerja dari Ciledug, Tangerang dan sekitarnya. Beberapa pengendara sepeda motor nekad mengangkat kendaraannya dengan gerobak untuk melitasi genangan air itu, demi menghindari jebakan banjir yang telah membuat macet kawasan itu. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007