Bengkulu (ANTARA News) - Ketua DPR, Agung Laksono, menilai bahwa impor beras yang dilakukan Pemerintah tidak dapat menyelesaikan masalah kekurangan beras, dan ibaratnya hanya "obat sakit kepala" yang dapat menyembuhkan, tapi tak menghilangkan penyakitnya. "Impor itu hanya dapat mencukupi kekurangan untuk sementara waktu. Kekurangan beras hanya bisa diselesaikan dengan melakukan revitalisasi pertanian, dan ini harus dilakukan secara terkoordinasi oleh Pemerintah mulai dari tingkat pusat hingga daerah," ujarnya di Bengkulu, Sabtu. Agar kegiatan revitalisasi ini berjalan optimal, ia mengemukakan, maka Pemerintah perlu membangun infrastruktur, memberi bantuan pupuk dan bibit berkualitas, agar produksi gabah meningkat. Agung juga menjelaskan, saat ini terjadi penurunan lahan pertanian 184.000 hektare per tahun, akibat adanya alih fungsi lahan itu digunakan untuk kawasan perumahan dan industri. Sementara itu, ia menilai, alih teknologi para petani belum berjalan secara baik, dan infrastruktur penunjang pertanian di berbagai tempat kondisinya memprihantinkan. Pemerintah pada 2006 telah mengeluarkan kebijakan untuk mengimpor beras dari Vietnam sebanyak 210.000 ton. "Seharusnya, kita malu dengan Vietnam. Dulu negara itu kekurangan dan menjadi tempat penitipan beras kita, tapi kini kita malah beli dari mereka," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007