Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah warga korban banjir Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu, mengeluhkan kurangnya jatah makanan akibat pasokan makanan dari pihak kelurahan yang terbatas. Pengungsi banjir warga Petamburan II RT 11/03, Juli (24), di Jakarta, Sabtu, mengatakan, sejak Jumat (2/2) sampai sekarang, dirinya baru dua kali mendapatkan nasi bungkus. "Nasi bungkus yang kami terima itu, berupa nasi putih dan telur saja," katanya. Ia mengatakan nasi bungkus petama diterima pada Jumat pagi, kemudian nasi bungkus kedua pada Sabtu (3/2) sore. "Kami benar-benar lapar Mas, selama di pengungsian ini baru mendapatkan dua kali jatah makanan," keluhnya sembari menyebutkan dirinya semula hendak membeli makanan sendiri namun tak punya uang karena tertinggal di rumahnya yang kebanjiran. Menurut dia, saat ini, dirinya berharap adanya bantuan dari masyarakat lainnya terutama selimut untuk tidur. Hal senada dikatakan oleh Sofi (23), warga Petamburan RT 11/03, yang sampai sekarang belum mendapatkan jatah makanan akibat pembagian makanan yang tidak merata. "Bukan saja masalah makanan, air juga tidak ada. Untungnya masih ada uang tersisa di saku, hingga bisa membeli air minum kemasan," katanya. Sementara itu, masalah penyakit flu dan batuk mulai menyerang pengungsi banjir di Petamburan. "Penyakit batuk dan flu, saat ini mulai menyerang warga, tapi kalau gatal-gatal sampai sekarang belum ada laporan," kata Lurah Petamburan, Munawar. Dari keterangan posko pengungsian Sekolah Santa Maria, menyebutkan, penyakit gatal-gatal dan infeksi saluran pernafasan (ISPA), di pos pengungsian banjir Kampung Melayu, Jakarta Timur, mulai banyak diderita warga. Sementara itu, Yayasan Puri Cikeas tampak terlihat di depan Sekolah Santa Maria, dan korban banjir antri untuk mendapatkan pengobatan gratis. Jumlah pengungsi di enam lokasi pos pengungsian banjir di Kampung Melayu, saat ini tercatat sebanyak 3.026 jiwa yang berasal dari delapan RW dan 54 RT. Keenam lokasi pengungsian banjir di Kampung Melayu itu, antara lain, Sekolah Santa Maria, Kantor Kelurahan Kampung Melayu, bangunan milik PT Dirgantara Indonesia (DI), dan RS Hermina.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007