Jenewa (ANTARA News) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memastikan Sabtu bahwa flu burung telah menewaskan seorang wanita Nigeria berusia 22 tahun, membuatnya kematian pertama manusia yang diketahui akibat virus H5N1 di sub-Sahara Afrika. "Pusat kerjasama WHO memastikan bahwa (virus) itu adalah H5N1," kata Gregory Hartl, seorang jurubicara badan kesehatan PBB. Pengujian yang dilakukan di sebuah laboratorium di London memastikan penemuan pejabat kesehatan Nigeria, yang mengumumkan Rabu bahwa wanita itu meninggal setelah tertular virus tersebut dari ayam yang tertular. WHO mengusahakan konfirmasi pengujian pendahuluan salah satu dari jaringan laboratoriumnya. Nigeria, negara Afrika yang sangat padat penduduk, adalah yang pertama di benua itu yang mendeteksi virus H5N1 pada unggas. Virus itu meluas hingga 17 dari 36 negara bagian Nigeria selama tahun lalu meskipun ada tindakan seperti pembasmian, karantina dan larangan mengangkut unggas hidup. Di Afrika, 11 orang telah meninggal di Mesir karena flu burung sejak 2003 dan ada satu kasus manusia yang tidak menimbulkan kematian di Djibouti, di Horn timur. Di seluruh dunia, ada 271 kasus flu burung yang telah dipastikan dengan 165 kematian sejak 2003, menurut WHO. Para pakar mengkhawatirkan virus itu dapat memicu pandemik yang mematikan jika bermutasi ke bentuk yang dapat melintas dengan mudah dari orang ke orang. Contoh yang diuji dari hubungan wanita itu, yang meninggal pada 16 Januari, negatif karena virus tersebut, kata WHO dalam satu pernyataan yang disiarkan di situs Internetnya (www.who.int). Kasus sporadis penularan menusia bukannya tak diperkirakan di sebuah negara tempat wabah dalam unggas telah terdeteksi itu, badan tersebut menambahkan, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007