Timika (ANTARA News) - Pengelola Bandar Udara Moses Kilangin Timika, Papua siap mengoperasikan bandara itu pada malam hari mengingat jarak pandang pada siang hari sangat terbatas sehingga sejumlah maskapai menghentikan penerbangan ke daerah ini.

"Soal rencana terbang malam hari, kami siap. Tren cuaca sekarang di daerah kita memang makin sore lebih baik. Sekalipun untuk saat ini belum mencapai jarak pandang seperti yang diharapkan," kata Kepala Bandara Moses Kilangin Timika Subagyo Hadidjan kepada Antara, Sabtu.

Ia mengatakan kondisi cuaca di Timika selama beberapa pekan terakhir terus diselimuti kabut asap kiriman dari Kabupaten Merauke dan Mappi.

Akibat dari kondisi itu, selama beberapa hari terakhir semua penerbangan pesawat berbadan lebar dari dan ke Timika dibatalkan.

Maskapai Garuda Indonesia telah memberitahukan pembatalan penerbangan ke Timika pada 22-24 Oktober untuk dua rute yaitu Denpasar-Timika-Jayapura dan sebaliknya serta rute Makassar-Timika-Jayapura dan sebaliknya.

Adapun penerbangan Garuda Indonesia rute Timika-Sorong-Manado sudah ditutup semenjak bencana kabut asap mulai melanda Timika.

Kondisi serupa terjadi pada penerbangan Sriwijaya Air dan Airfast Indonesia yang juga membatalkan penerbangan ke Timika.

Sedangkan penerbangan pesawat-pesawat kecil ke pedalaman Papua hingga kini sebagian masih beroperasi, terutama ke daerah-daerah yang tidak terdampak kabut asap.

"Pesawat-pesawat kecil masih ada yang melayani penerbangan ke pedalaman yang tidak terkena kabut asap seperti rute Timika-Ilaga, rute Timika-Nabire dan lainnya," jelas Subagyo.

Ia mengatakan jarak pandang di sekitar Bandara Timika saat ini cukup fluktuatif mulai dari 400 meter hingga maksimal mencapai sekitar satu kilometer.

Jarak pandang minimal untuk penerbangan pesawat-pesawat berbadan lebar seperti boeing 737-800 yakni hingga mencapai 2,5 kilometer. 

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2015