Jakarta (ANTARA News) - Akibat banjir besar yang melanda Jakarta selama tiga hari, PT Bank Negara Indonesia Tbk berpotensi rugi sekitar Rp2,6 miliar. Kerugian tersebut terdiri dari kerugian material (rusaknya peralatan) dan potensi hilangnya pendapatan (opportunity loss). Kerugian itu akibat terendamnya beberapa outlet dan anjungan tunai mandiri (ATM) serta gangguan telekomunikasi serta listrik," kata Sekretaris Perusahaan BNI Intan Abdams Kattopo di Jakarta, Senin. Potensi kerugian akibat rusaknya outlet dan mesin yang terendam sampai hari ini diperkirakan Rp2,157 miliar dan opportunity loss sebesar Rp485 juta. "Nilai potensi kerugian tersebut tidak material terhadap keseluruhan bisnis BNI," katanya. Menurutnya, enam kantor cabang BNI yang ada di Jakarta masih tidak bisa beroperasi karena terendam dan 30 lainnya tidak beroperasi karena gangguan telekomunikasi dan listrik. Cabang yang tidak beroperasi adalah cabang Trisakti, Tanah Abang, Kalideres, Cakung, Gunung Sahari dan Green Garden. Sementara ATM yang terganggu sebanyak 117 unit dengan rincian 13 terendam dan 104 off line karena gangguan listrik dan telekomunikasi. Intan mengatakan BNI belum dapat memastikan kapan layanannya yang terganggu itu bisa beroperasi normal lagi. Saat ini BNI tengah berusaha mencari alternatif sambungan telekomunikasi melalui satelit. "Kami usahakan, secepatnya bisa teratasi," kata Intan.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007