Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) masih dibayangi dampak banjir yang masih melanda ibukota Jakarta, Kamis. Analis Riset PT Valbury Asia Securities, dalam market review & prediction, Kamis, mengungkapkan bahw pelaku pasar kelihatannya akan menghabiskan pekan ini dengan aktifitas transaksi saham yang tidak berpengaruh signifikan pada pergerakan indeks. "Penurunan suku bunga SBI, peningkatan outlook rating surat utang negara dan beberapa emiten sektor perbankan serta menguatnya nilai tukar rupiah belum cukup untuk mengangkat sentimen pasar yang masih dibayangi oleh dampak negatif bencana banjir hingga beberapa hari kedepan," kata Valbury. Menurut mereka, satu hal yang hampir pasti dari dampak banjir ini adalah prediksi angka inflasi yang tinggi pada bulan Februari ini dapat menghalangi investor untuk mengambil posisi agresif hingga akhir bulan nanti. Valbury memperkirakan indeks pun cenderung mengalami stagnasi dengan peluang menguat yang terbatas, sementara potensi melemah dalam jangka menengah cukup terbuka. "Hari ini indeks masih akan bergerak mixed (variatif) pada rentang 1.753-1.773," katanya. Pada 30 menit awal perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan 12,452 poin atau 0,71 menjadi 1.752,457 dan indeks LQ45 melemah 3,356 poin atau 0,89 persen ke level 373,578. Transaksi bergerak lamban, dimana 4.258 kali dengan volume 357,095 juta saham dan nilai Rp237,821 miliar. Namun pergerakan saham berjalan cukup seimbang, dimana saham yang naik sebanyak 29, 39 turun dan 42 bergerak stagnan. Penurunan indeks ini masih dipimpin oleh terus merosotnya saham Telkom (TLKM) yang diikuti oleh Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan Bank Mandiri (BMRI). TLKM kembali terkoreksi Rp150 menjadi Rp9.200, PGAS turun Rp100 ke posisi Rp9.050 dan BMRI melelmah Rp50 ke harga Rp2.525.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007