Palu (ANTARA News) - Kantor Arsip Daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) berhasil menghimpun sekitar 2.000 buah arsip mengenai daerah itu yang selama ini tersimpan di Belanda, kata kepala lembaga tersebut, Drs. Rusman, Jumat. Pengumpulan arsip dari Negeri Kincir Angin itu mulai dilakukan pada 2005 dengan bantuan Badan Arsip Nasional, ujar Kepala Arsip Daerah Sulteng tersebut di Palu. Namun, ia mengemukakan, jumlah arsip kategori yang berhasil dikumpulkan baru sebagian kecil dari ratusan ribu buah arsip yang berada di Belanda sebagai negeri yang pernah menjajah Nusantara sekira 3,5 abad, karena keterbatasan dana. Oleh karena itu, ia menyatakan, jenis arsip yang diprioritaskan untuk dikumpulkan kembali berupa sejarah pemerintahan, pembagian wilayah kerajaan, keresiden, dan silsilah raja-raja yang pernah ada di Sulteng. Seluruh arsip tersebut dalam bentuk teks berbahasa Belanda, dan sebagian diantaranya sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. "Arsip yang terkumpul itu pun hanya kopian saja, sebab Pemerintah Belanda menolak menyerahkan aslinya," kata Rusman. Ia menegaskan, penarikan arsip Sulteng di Belanda akan terus dilakukan dengan mengutamakan arsip kesejarahan. Selain di Belanda, ia pun menyatakan, arsip mengenai Sulteng juga diperkirakan banyak berada di Australia yang saat ini juga tengah dijajaki kerjasamanya melalui Badan Arsip Nasional. Kantor Arsip Daerah Sulteng juga memprogramkan pengumpulan arsip dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara sebab kedua daerah tersebut pernah menjadi daerah induk Sulteng. "Total arsip di kedua daerah tersebut diperkirakan 3.000 buah," demikian Rusman. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007