Kualalumpur (ANTARA News) - Rencana pemerintah Malaysia mengurangi jumlah wajah keturunan Eropa (erasia) di iklan memicu kemarahan model dan pembawa acara di negeri multibudaya tersebut. Menteri Penerangan Zainuddin Maidin pekan lalu mengatakan akan bekerjasama dengan kementerian kebudayaan, seni dan peninggalan budaya untuk menghasilkan panduan mengurangi wajah "pan-Asian", yang dia sebut menguasai televisi dan papan iklan. "Saya menyadari bahwa banyak iklan di televisi, khususnya di televisi swasta, menampilkan lebih banyak wajah bukan Malaysia. Bagi saya, ini merendahkan wajah setempat," kata Zainuddin sebagaimana diberitakan kantor berita Bernama. Ucapannya mendapat banyak kritik dari model Malaysia keturunan campuran, dengan menyebut mereka mendapat pembedaan di negara berpenduduk sebagian besar Melayu, China dan India itu. Marion Caunter (25 tahun), pembawa acara musik di stasiun televisi Saluran V, mengatakan, adalah sulit dan tidak perlu memberi batasan bagi "campuran dan pribumi" untuk masyarakat media, yang multi-etnis dan industri periklanan. "Hampir setiap orang di industri itu merupakan campuran menurut segi tertentu. Semua orang punya darah campuran dalam sejarahnya. Jadi, bagaimana Anda bisa memberi batas dan menentukan bagaimana seseorang secara tepat disebut campuran?" katanya kepada AFP. Caunter, turunan Portugis-China, mengatakan kebanyakan pembawa acara dan model bekerja karena bakat yang dimiliki, bukan hanya tampang. "Saya ingin berpikir bahwa saya dipekerjakan karena saya mampu dengan baik menjadi pembawa acara serta menjadi model dan jika saya harus menerima sanksi karena wajah saya, itu adalah diskriminasi," katanya. Seorang asisten, Zainuddin, mengemukakan, ketika itu, menteri menjawab pertanyaan lewat surat, yang dikirim pembaca harian "Utusan Malaysia", yang mengeluhkan dominasi wajah Erasia di media dan kurang kesempatan bagi pemeran berwajah Malaysia. "Dia sebenarnya mengatakan bahwa seharusnya lebih banyak kesempatan diberikan kepada mereka yang berwajah Melayu, China dan India daripada wajah keturunan Barat, yang biasa kita lihat di iklan televisi," katanya kepada AFP. "Menteri juga mengatakan bahwa kebanyakan iklan, yang menggunakan pemeran `pan-Asia`, seharusnya ditujukan untuk pasar internasional daripada dipertontonkan di Malaysia," katanya. Paula Malai Ali, pembawa acara untuk saluran olahraga ESPN, mengatakan laki-laki dan perempuan "pan-Asia" biasa lebih disukai klien, sebab daya pemasarannya lebih luas. "Daya pikat wajah `pan-Asia` ialah selalu punya kemampuan menarik, yang menyilang. Mereka punya rasa Asia dengan sentuhan internasional," kata Ali, keturunan Inggris-Melayu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007