Bandung (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Miranda S Goeltom menyatakan BI belum berencana melakukan revisi target inflasi 2007 meski pada awal 2007 terjadi bencana alam seperti banjir yang melanda Jakarta dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. "Hal itu belum banyak mempengaruhi indikator inflasi 2007 yang telah dirancang sebelumnya sebesar enam plus minus satu," katanya seusai menjadi pembicara pada Seminar "Prospek Iklim Usaha dan Pembiayaan di Jawa Barat Tahun 2007" di Kantor Bank Indonesia Bandung, Senin. Menurut dia, revisi akan dilakukan bila dalam sisa waktu sampai akhir tahun 2007, terjadi sesuatu yang bisa mempengaruhi struktur ekonomi makro Indonesia. Beberapa kejadian bencana alam seperti kekeringan atau terjangan banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia memang sedikit berpengaruh, namun menurut Miranda tidak sampai berpengaruh secara signifikan terhadap kenaikan inflasi. Ia menyebutkan masih banyak upaya yang bisa dilakukan pada Pebruari hingga Desember 2007 untuk mengendalikan inflasi. Miranda menjelaskan, selain dipengaruhi oleh faktor internal dalam negeri, revisi inflasi juga dipengaruhi faktor eksternal dari perkembangan di tingkat internasional seperti tingkat harga minyak dunia atau juga pengaruh musim yang mengakibatkan bencana alam yang berkepanjangan. "Banyak faktor yang bisa mempengaruhi inflasi 2007, terutama dari ekternal, seperti harga minyak dunia dan juga bencana alam," katanya. Deputi Gubernur Senior BI itu mengharapkan pemerintah menambah besaran modal kepada lembaga-lembaga keuangan seperti asosiasi penjamin kredit dan perbankan umum. "Langkah penambahan besaran modal kerja itu akan mendorong lembaga tersebut memperbesar kucuran kredit kepada dunia usaha khususnya Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM)," katanya. Hal itu menurut Miranda Goeltom bisa meningkatkan gairah perekonomian yang mendorong peningkatan produktifitas usaha dan penyerapan tenaga kerja.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007