Denpasar (ANTARA News) - Indonesia minta semua negara ikut terlibat aktif dalam pemberantasan penebangan hutan secara liar (illegal logging) agar upaya menjaga lingkungan ini dapat berhasil, kata Menteri Kehutanan MS Kaban di Nusa Dua, Bali, Selasa. "Upaya pemberantasan penebangan dan perdagangan kayu liar tidak mungkin dilakukan atau diserahkan pada Indonesia saja tapi semua negara harus turut serta," katanya. Hal tersebut dikemukakan usai membuka Inisiatif Pemimpin Negara (CLI), Forum Kehutanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFF), yang berlangsung 13-16 Februari 2007 yang merupakan tindak lanjut dari hasil Sidang UNFF ke-6 tahun 2006 di New York, Amerika Serikat. Menurut Kaban, meskipun Indonesia saat ini telah memperbaiki pengelolaan hutan dan tegas menolak penebangan dan perdagangan kayu liar, namun hal itu tidak akan berarti bila negara-negara di dunia tidak memberikan dukungan. "Kawasan hutan di Indonesia saat ini yang rusak sudah mencapai 50 juta hektar. Namun kita telah berupaya untuk memperbaikinya," kata Kaban. Pemerintah Indonesia, katanya, secara jujur juga telah memberitahu kepada dunia bahwa dampak penebangan kayu liar secara luas telah menimbulkan degradasi hutan. "Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan secara pribadi minta agar penebangan kayu liar hendaknya mendapat perhatian serius, karena dampaknya akan sangat luas," katanya. Oleh karena itu, kata Kaban lebih lanjut, Pemerintah Indonesia minta dukungan agar masalah itu dijadikan masalah bersama dan jangan diserahkan pada masing-masing dalam negeri suatu negara karena dampak degradasi hutan dirasakan seluruh dunia. Mengenai pertemuan ini, Menhut mengatakan, tujuannya adalah untuk memfasilitasi perundingan dalam rangka mempersiapkan pertemuan Forum Kehutanan Dunia yang ke-7 pada April 2007 di New York. Tujuan khusus adalah untuk menggali, mengelaborasi, dan mengembangkan pemahaman yang komprehensif tentang konsep dan elemen Program Kerja Multi Tahun (MYOW). Hal yang akan dibahas dalam pertemuan, katanya, antara lain meliputi struktur dan isu kunci program multi tahun UNFF dengan mempertimbangkan realitas pembangunan kehutanan saat ini dan mendatang. "Juga menggali isu-isu penguatan global dan regional dalam Kesepakatan Internasional tentang Hutan (IAF) dan strategi untuk mengintegrasikan ke dalam MYOPW UNFF. Pertemuan CLI merupakan proses, yaitu selama lima tahun terakhir sejak Sidang UNFF tahun 2001, telah dibahas isu-isu kunci untuk mendukung pencapaian pengelolaan hutan secara lestari. Isu kunci mencakup 16 hal, antara lain inventarisasi sumberdaya hutan dan tata guna lahan, pengelolaan hutan produksi, industri hasil hutan dan perdagangan, dan pengembangan perhutanan sosial. Pertemuan di Nusa Dua, Bali, itu diikuti 170 peserta dan sekitar 153 peserta datang dari negara anghgota PBB seperti di kawasan Asia Pasifik, Afrika, Amerika, dan Eropa.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007