Jakarta (ANTARA News) - "Made in Banten", pendekatan merek dengan menyematkan nama provinsi paling barat Pulau Jawa ini diyakini mampu mengerek pemasaran produk dalam negeri.

"Salah satu perilaku konsumen, baik di Indonesia maupun global, adalah suka mengasosiasikan produk dengan daerah asal. Ini bagian dari strategi merek yang dapat dimainkan IKM Banten," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.

Konsumen lokal, imbuhnya, merasa bangga dengan produk yang mengangkat nama Banten.

Begitu juga dengan pembeli dari lain provinsi, karena menunjukkan pengalaman bepergian hingga luar kota.

Penyematan nama daerah itu kini dikenal dengan pendekatan indikator geografis, di mana Banten sendiri memiliki beragam produk lokal yang berpotensi untuk dikembangkan seperti makanan olahan, tenun dan kerajinan.

Keunggulan ini dapat dimanfaatkan para pelaku industri kecil dan menengah (IKM), termasuk wirausaha baru untuk mengembangkan usaha.

"Lokasi Banten yang bertetangga dengan Jakarta dan Jawa Barat juga memanjakan para wisatawan urban yang butuh bepergian di akhir pekan. Industri kreatif daerah ini dapat mendulang keuntungan, untuk itu kemasan dan promosinya perlu dipercantik," ujar Saleh.

Menurut Saleh, salah satu magnet wisata Banten lantaran memiliki koleksi pantai yang menghadap ke tiga perairan yaitu Laut Jawa, Selat Sunda dan Samudera Indonesia. Provinsi ini juga pintu gerbang lalu lintas barang dan penumpang antara Jawa dan Sumatera.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2015