Meulaboh, Aceh Barat (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, prihatin dengan kondisi komplek pemakaman Pahlawan Nasional Teuku Umar di Gampong Mugo, Panton Reu, Meulaboh, Aceh Barat, yang dinilainya kurang mencerminkan sepak terjang kepahlawanan suami dari Tjut Nyak Dhien itu.

"Makamnya sendiri kondisinya terawat, tapi fasilitas penunjang baik itu akses maupun keberadaan museumnya kurang bisa merepresentasikan kebesaran jasa Teuku Umar," kata Fahri kepada Camat Panton Reu setelah melakukan napak tilas ke makam Teuku Umar, Sabtu.

Menurut Fahri, Teuku Umar merupakan salah satu instrumen yang menjadi pengikat bangsa Indonesia dari Sabang hingga ke Merauke lewat jasa beliau menciptakan memori kolektif perjuangan melawan kolonialisme Belanda.

Ia menilai saat ini apabila orang berziarah ke pusara Teuku Umar hanya sedikit sekali kesan maupun cerita kepahlawanan yang bisa diperoleh di sana.

"Seharusnya ketika orang ke sini, mereka bisa seolah-olah langsung bertemu dengan Teuku Umar, mengenal sejarah perjuangannya, juga karakter yang ia miliki sebagai warisan agar diteruskan oleh generasi sekarang maupun masa mendatang untuk turut membangun Indonesia dengan caranya masing-masing," katanya.

Oleh karena itu, Fahri menyarankan agar komplek makam Teuku Umar bisa direhabilitasi dan ditingkatkan segala fasilitasnya, baik itu akses, keberadaan informasi yang lebih lengkap, museumnya, dan bahkan jika memungkinkan dibuatkan semacam studio kecil untuk memutar film dokumenter pendek tentang kisah kepahlawanan beliau.

Untuk itu, ia meminta Camat Panton Reu untuk aktif berkomunikasi dengan kalangan akademisi dari Pusat Studi Sosial dan Pembangunan Universitas Teuku Umar Meulaboh terkait rencana rehabilitasi komplek tersebut. Sedangkan dirinya sekembalinya di Jakarta akan berusaha mengkomunikasikan usulan tersebut kepada pihak terkait seperti Kementerian Pariwisata, Kementerian Sosial serta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sementara itu, Camat Panton Reu Yusmadi mengakui bahwa tahun 2014 lalu rencana pemugaran makam Teuku Umar sudah diajukan dan dibahas di Badan Perencanaan Pembanguna Daerah setempat, namun hingga saat ini belum ada realisasi kelanjutannya.

"Tahun lalu sudah diusulkan dan dibahas di Bappeda, tapi sampai saat ini belum ada realisasi. Padahal sudah sempat didatangkan tim ahli dari Rusia untuk melakukan peninjauan," ujarnya, sembari mengatakan selama ini makam Teuku Umar dikelola oleh Dinas Pemuda dan Olahraga setempat termasuk mempekerjakan tujuh orang petugas perawat kebersihan yang tiap bulannya diupah Rp1 juta.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2015