Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perdagangan meminta Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) menambah jumlah pengecer beras operasi pasar (OP), agar upaya penurunan harga beras yang saat ini mencapai Rp5.400 per kilogram untuk kualitas tiga, berjalan efektif. "Saya minta jumlah pengecer ditambah hingga 2 kali lipat (pada PIBC), itu yang akan saya evaluasi hari ini," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan, Ardiansyah Parman, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, saat ini pelaksanaan OP beras di PIBC baru melibatkan kurang dari 100 pengecer dan akan ditingkatkan agar jangkauannya lebih menyeluruh di semua wilayah DKI Jakarta. Ardiansyah menjelaskan, jika OP di lima wilayah DKI ditingkatkan menjadi 1.000 ton dan rata-rata tiap wilayah 200 ton, maka akan melibatkan 100 pengecer dengan masing-masing dua ton beras OP. "Harapannya dengan begitu akan lebih luas, masyarakat tidak perlu antri karena banyak outlet untuk bisa dapat beras OP," ujarnya. Ardiansyah menjelaskan, OP beras hingga Februari direncanakan hingga 200ribu ton seluruh Indonesia. Namun, menurut dia jumlah beras OP harus lebih besar dari 200 ribu ton jika melihat kecenderungan harga di seluruh Indonesia. "Saya akui ada beberapa sistem yang harus diperbaiki, dalam penyaluran khususnya yang bekerjasama dengan pasar induk," katanya. Ardiansyah menambahkan, pihaknya sedang menyusun kriteria pengecer yang akan dijadikan distributor beras OP. "Selama ini kan terkait dengan pedagang besarnya yang punya list pengecer, saya akan kumpulkan itu, lihat mana saja yang ada di 5 wilayah, bisa dipercaya atau tidak untuk menjual dengan harga OP Rp3.700 per kg, kalau iya kita kirimkan barang langsung tidak melalui pedagang besar. OP diperluas kalau perlu beri tahu RT/RW (Rukun Tetangga/Rukun Warga) di sini ada pengecer beras OP," paparnya. Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla, usai memimpin rapat terbatas tentang Ketahanan Pangan di Gedung Bulog, mengumumkan rencana impor 1 juta ton beras yang dibagi dua tahap yaitu 500 ribu ton beras diantaranya akan dilakukan segera, sedangkan 500 ribu sisanya masih merupakan opsi jika diperlukan. Opsi tersebut akan diambil jika OP yang dilakukan sejak Desember 2006 itu tidak berhasil menurunkan harga beras ketingkat Rp4.300 per kg. Pemerintah telah berkomitmen untuk melakukan OP sebesar-besarnya demi menurunkan harga beras yang sempat mencapai Rp5.400 per kg untuk kualitas III di Jakarta selama banjir. Wapres menjelaskan batas kedatangan beras impor antara Maret dan April 2007. Sementara itu, beras dari Vietnam yang izin impornya sebanyak 500ribu ton dikeluarkan tahun 2006 belum seluruhnya masuk. Direktur Operasional, Perum Bulog, Bambang Budi Prasetyo mengatakan kemungkinan negara asal impor beras tambahan itu bukan dari Vietnam karena negara itu sudah membuat komitment lebih dulu dengan Filipina dan negara lain. "Kelihatannya (dari) negara lain seperti Thailand, India, dll," ujarnya. Bambang menegaskan, impor tambahan sebanyak 500 ribu ton akan dilakukan segera sedangkan opsi impor 500 ribu ton lagi akan dilakukan jika kebutuhan untuk OP cukup banyak. Ia menambahkan, OP akan diperluas hingga keberbagai kalangan serta memperbanyak OP di pemukiman penduduk. "Langsung jual ke PNS, TNI, ke RT ,RW, Kecamatan, di pemukiman diperbanyak. Perluas outletnya. Siapapun yang mau beli ke Bulog, kita kasih," jelasnya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007