Bandung (ANTARA News) - Vice President Indonesia Avition And Aerospace Watch (IAAW) Juwono Kolbioen mengatakan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, bia menghapus citra buruk industri penerbangan Indonesia di dunia internasional.

"Pembangunan BIJB Kertajati, di Kabupaten Majalengka menurut kami akan menjadi peluang Indonesia membenahi pelayanan di dunia penerbangan internasional" kata Juwono Kolbioen di Bandung, Selasa.

Dibangun dengan konsep aetropolios business, Bandara Kertajati dapat menyikapi perkembangan dunia transportasi udara yang berkembang cepat.

"Bandara Kertajati dapat mengatasi berbagai persoalan yang selama ini dihadapi Bandara Internasional Soekarno Hatta dan mampu menggantikan Bandara Husein Sastranegara Bandung," kata dia.

Menurut dia, dua bandara itu memiliki banyak persoalan potensi bencana penerbangan yang bisa menyebabkan persoalan.

"Hal ini bisa diatasi oleh Bandara Kertajati jika menerapkan dengan benar sesuai regulasi," katanya seraya menunjuk Bandara Husein Sastranegara yang sudah kelebihan kapasitas dan di sekelilingnya banyak bangunan yang bisa menghambat penerbangan.

Dia mengatakan Bandara Kertajati menjadi strategis karena saat ini penerbangan Indonesia tengah terpuruk dan masuk kategori dua dalam soal keselamatan penumpang.

"Negara kita pernah duduk di dalam Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) pada 1962. Kini terlempar. Dan Indonesia berupaya masuk ke situ setiap tiga tahun sekali, tapi kita tidak dianggap," katanya.

Dengan memiliki 81 persen ruang udara ASEAN, ICAO menurutnya sudah meminta Indonesia menunjukkan rencana efisien dalam mengelola bandara agar mengangkat citra Indonesia.

"Kami yakin Bandara Kertajati akan dibangun sesuai dengan regulasi penerbangan. ICAO nanti melihat Indonesia sudah membangun bandara yang sudah sesuai regulasi baik sisi udara maupun darat," ujar dia.


Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015