Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mengutuk teror yang terjadi di kota Ein Alaq, Lebanon, Selasa, yang telah mengakibatkan jatuhnya tiga korban meninggal dan sekitar 20 penduduk luka berat serta menimbulkan kerusakan fisik dan material. Pernyataan tersebut dikemukakan Juru bicara Departemen Luar Negeri, Desra Percaya, di Jakarta, Rabu. "Tindakan teror hanya akan menjauhkan upaya rekonsiliasi nasional yang tengah dijalankan oleh berbagai pihak di Lebanon," katanya. Oleh karena itu, lanjut dia, Pemerintah RI berharap agar pihak-pihak di Lebanon dapat mengesampingkan segala bentuk perbedaan yang ada guna mewujudkan rekonsiliasi nasional di negeri tersebut. Jubir Deplu juga mengatakan bahwa pemerintah RI mendukung upaya pihak yang berwenang di Lebanon untuk melakukan investigasi guna menangkap para pelaku tindak teror tersebut. Pada awal bulan ini, selain ke Suriah, Menlu Hassan Wirajuda juga melakukan lawatan ke Lebanon guna mendorong proses perdamaian di wilayah itu, selain juga memberikan dukungan moral bagi pasukan TNI yang bertugas di Lebanon Selatan sebagai bagian pasukan perdamaian PBB. Menurut Menlu Hassan Wirajuda, kunjungan Delegasi Indonesia ke Lebanon dan Suriah dimaksudkan untuk melakukan konsultasi dengan para pemimpin setempat, termasuk tokoh agama untuk mencari solusi politik atas konflik yang tengah berlangsung di Lebanon, Palestina, dan Irak. Penyelesaian politik, tutur Menlu, perlu segera diwujudkan agar potensi konflik-konflik baru dapat dicegah. Di Lebanon, misi delegasi RI adalah memulihkan kembali suasana perdamaian dan mengurangi ketegangan-ketegangan, dengan melakukan dialog sehingga potensi perang dapat dicegah, katanya. Pada lawatannya ke Lebanon, Menlu RI telah bertemu dengan Presiden Emil Lahut, Ketua Parlemen Nabih Beri, dan Perdana Menteri Fuad Seniora. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007