Wonosobo (ANTARA News) - Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah bersama unsur TNI dan Polri serta organisasi wanita di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menyelenggarakan simulasi penanangan bencana di daerah rawan longsor di Dusun Pager Sampang, Desa Pagerejo, Kertek.

Kepala Dusun Pager Sampang, Ahmad Nurwaji, di Wonosobo, Kamis, mengapresiasi langkah BPBD bersama jajaran TNI dan Polri menggelar simulasi tersebut, karena saat curah hujan tinggi warga di daerah itu memang khawatir akan bahaya longsor.

"Kami memang telah bersiaga dan setiap turun hujan selalu ada yang bertugas memantau pergerakan tanah di puncak Pager Luhur, agar apabila terjadi hal-hal darurat warga secepatnya bisa mengungsi ke lokasi aman," katanya.

Ia menyebutkan jumlah keluarga yang berada di area rawan longsor sebanyak 153 keluarga dari total warga yang tinggal di Dusun Pager Sampang sebanyak 686 jiwa.

Menurut dia warga telah mendapat sosialisasi mengenai potensi bencana dan siap meninggalkan rumah menuju lokasi pengungsian apabila terjadi longsor setiap saat.

Danramil Kertek, Kapten Inf. Sugeng mengatakan kondisi perbukitan di Pager Luhur senantiasa dalam pemantauan.

"Di atas bukit sudah terpasang alat Early Warning System (EWS) yang secara akurat mampu menginformasikan data-data pergerakan tanah," katanya.

Ia menuturkan pihaknya secara rutin melakukan pemantauan alat untuk mengetahui kondisinya apakah baik atau rusak.

"Belum lama ini telah kami pantau dan peralatan EWS masih berfungsi dengan baik, termasuk ketika dicek melalui pengiriman SMS, juga masih membalas dengan data-data aktual," katanya.

Namun, katanya, pihaknya dan jajaran perangkat Desa Pagerejo tidak lantas bergantung pada EWS saja, dan tetap melakukan pemantauan secara manual dengan naik ke puncak bukit.

"Di puncak Pager Luhur memang telah terpantau adanya rekahan yang berpotensi menimbulkan longsor apabila tidak diantisipasi dengan langkah-langkah lanjutan," katanya.

Langkah yang dapat diambil, menurut dia dengan membuat jalan air dari puncak, agar tidak menggenang dan membebani tanah. Selain itu, digelarnya simulasi dan penanaman ratusan batang tanaman keras bersama unsur organisasi wanita juga dinilainya strategis.

Koordinator SAR Kabupaten Wonosobo, Muhail Efendi mengatakan keikutsertaan kaum perempuan bakal meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam penanganan darurat bencana, khususnya ketika mereka harus berhadapan dengan korban-korban sesama perempuan. 

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2015