Manila (ANTARA News) - Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Rabu, menyambut baik kesepakatan penting yang bertujuan untuk meredakan krisis nuklir Korea Utara. Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo selaku ketua ASEAN yang beranggotakan 10 negara mengatakan kesepakatan yang dicapai hari Selasa di Beijing merupakan "awal yang baik" bagi stabilitas Semenanjung Korea. "Sebagai ketua ASEAN, saya ingin menyampaikan ucapan selamat kepada negara-negara yang telah merundingkan kesepakatan penting itu sehingga hal itu bisa menurunkan tingkat ketegangan pengembangan senjata nuklir Korea Utara," katanya dalam sebuah pernyataan. "Ini merupakan awal yang baik menuju dilakukannya perlucutan senjata secara penuh dan stabilitas secara penuh Semenanjung Korea, yang telah menjadi agenda utama ASEAN dan Asia Timur selama beberapa waktu," tambahnya. Arroyo mengatakan ASEAN yang beranggotakan Brunei, Kamboja, Laos, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam akan tetap memberikan dukungan bagi tercapainya perdamaian di kawasan itu. Berdasarkan kesepakatan antara enam negara yang terlibat dalam perundingan itu, Pyongyang akan menutup reaktor nuklirnya di Yongbyon dalam waktu 60 hari. PBB juga akan mengirim sejumlah penyelidik untuk memantau penutupan reaktor nuklir itu, sedangkan Korea Utara akan menerima 50.000 ton bahan bakar berat dalam waktu 60 hari. Keenam negara tersebut - Korea Utara, Korea Selatan, China, Jepang, Amerika Serikat dan Rusia - sepakat untuk menggelar putaran lanjutan dari perundingan enam pihak itu pada 19 Maret, demikian DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007